Muncul Penyakit Pernapasan Misterius, Biden Diminta Memberlakukan Larangan Perjalanan ke China

Joe Biden (REUTERS/TOM BRENNER)

INDOZONE.ID - Lima senator Partai Republik yang dipimpin oleh Marco Rubio pada hari Jumat meminta pemerintahan Presiden Joe Biden untuk melarang perjalanan antara Amerika Serikat dan China setelah lonjakan kasus penyakit pernapasan di China.

China mengalami peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak dan penyakit pernapasan lainnya yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

“Selama pandemi COVID-19, pengaburan kebenaran yang dilakukan Partai Komunis China, dan kurangnya transparansi, merampas pengetahuan penting Amerika Serikat tentang penyakit ini dan asal usulnya,” tulis para anggota parlemen.

Baca Juga: Ibu Negara Amerika Serikat Jill Biden Positif COVID-19 di Tengah Kasus Meningkat

“Larangan bepergian yang dimulai dari sekarang bisa menyelamatkan negara kita dari kematian, lockdown, mandat, dan wabah lebih lanjut di kemudian hari.”

“Kita harus secepat mungkin membatasi perjalanan antara Amerika Serikat dan China sampai kita mendapatkan lebih banyak informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit baru ini,” demikian isi surat yang ditandatangani oleh Marco Rubio, petinggi Partai Republik di Senate Intelligence Committee, bersama dengan empat senator AS lainnya.

Peningkatan kasus ini menjadi isu global pada pekan lalu ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta informasi lebih lanjut kepada China, dengan mengutip laporan mengenai kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak oleh Program Pemantauan Penyakit Berkembang (Program for Monitoring Emerging Diseases).

Baca Juga: Heboh Kasus Infeksi Saluran Napas dan Pneumonia di China, WHO Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, menanggapi surat Rubio dengan mengatakan, "Klaim yang relevan adalah rekayasa murni yang bertujuan buruk. China dengan tegas menentangnya."

Maria Van Kerkhove, pejabat direktur departemen kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi di WHO, mengatakan awal pekan ini bahwa peningkatan tersebut tampaknya didorong oleh peningkatan jumlah anak-anak yang tertular patogen yang mereka hindari selama dua tahun pembatasan COVID-19.