Ilustrasi gejala stroke ringan (photo/istock/Yurii Yarema)
INDOZONE.ID - Stroke adalah salah satu penyakit yang paling mematikan dan dapat menyebabkan kecacatan serius. Penyebab utama stroke adalah gangguan aliran darah ke otak, yang dapat terjadi akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Pola makan yang sehat memainkan peran penting dalam pencegahan stroke, dan salah satu komponen utama dari pola makan sehat adalah konsumsi buah-buahan. Berikut adalah beberapa buah yang dapat membantu mencegah stroke.
Ilustrasi buah pisang (Pixabay)
Pisang kaya akan kalium, yang merupakan mineral penting untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama stroke. Mengonsumsi pisang secara rutin dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke.
Baca Juga: Memahami Stroke: Penyebab, Efek, dan Strategi Pencegahan
Buah stroberi. (Pexels/Engin Akyurt)
Buah-buahan seperti stroberi, blueberi, dan raspberi kaya akan antioksidan, termasuk vitamin C dan flavonoid. Antioksidan ini membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
Selain itu, flavonoid juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.
Jeruk dan buah sitrus lainnya, seperti lemon dan grapefruit, kaya akan vitamin C dan flavonoid yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.
Konsumsi buah-buahan ini dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko penyumbatan arteri yang dapat menyebabkan stroke.
Apel (Pexels/Maria Lindsey Multimedia Creator)
Apel mengandung serat tinggi dan senyawa antioksidan seperti quercetin. Serat dalam apel membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sementara quercetin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Konsumsi apel secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic