Ilustrasi Dimensia (Freepik.com @freepik)
INDOZONE.ID - Semakin tua, memang kamu akan semakin banyak melupakan sesuatu. Namun, jika kamu tak hati-hati, kamu bisa saja memiliki tanda mengalami demensia. Tentunya ini bukanlah sebuah hal yang bagus bagi kesehatan kamu.
Demensia sendiri lebih dikenal dengan istilah pikun. Walau demensia sering disamakan dengan alzheimer, perbedaan alzheimer dan demensia cukup besar. Yakni demensia adalah pikun yang sangat parah, sementara alzheimer lebih spesifik bahkan bisa jadi penyebab demensia pada lansia.
Lalu, apa saja tanda mengalami demensia? Apa penyebab demensia dini dan faktor penyebab demensia? Yuk kenali berbagai hal mengenai demensia melalui artikel menarik satu ini.
Gejala Dimensia (Freepik.com @freepik)
Demensia memang merupakan penyakit umum pada lansia. Namun, demensia bukanlah penyakit yang spesifik. Demensia bahkan punya banyak jenis, loh.
Jenis demensia ini dibedakan berdasarkan faktor penyebab demensia itu sendiri. Namun yang jelas apapun jenisnya, bahaya demensia memang sangat jelas.
Baca Juga: 6 Buah Terbaik untuk Mencegah Pikun dan Memperkuat Memori Anda
Nah, biar kamu makin aware dengan demensia, yuk kenali jenisnya dulu. Ini dia berbagai jenis demensia dan tandanya.
Seperti tadi yang kamu tau, alzheimer bisa jadi penyebab demensia. 60-80% penderita demensia dimulai dengan alzheimer, loh.
Demensia akibat alzheimer sendiri nggak cuma terjadi karena memang usia tua aja. Melainkan juga bisa terjadi sebab masalah depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, faktor genetik, hingga cedera pada otak.
Ada banyak tanda kalau kamu memang mengalami masalah ini. Ini dia beberapa ciri kalau kamu memang memiliki demensia alzheimer.
Jenis lain dari demensia yang patut kamu waspadai adalah demensia vaskular. Rusaknya sel otak pada demensia tipe ini biasanya dikarenakan aliran darah menuju otak yang terganggu.
Demensia vaskular sendiri biasanya terjadi pada orang yang menderita stroke. Nah, ciri dari demensia vaskular sendiri, bisa kamu lihat dibawah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: WHO