Kategori Berita
Media Network
Selasa, 13 AGUSTUS 2024 • 20:55 WIB

5 Mitos dan Fakta Depresi Pasca Melahirkan, Benarkah Selalu Diawali dengan Tangisan Berlebihan?

Baca Juga: Ketahui Mitos dan Fakta Tentang Depresi, Salah Satu Penyebab Gangguan Kesehatan Mental

Mitos 2: Depresi Pasca Melahirkan Hanya Terjadi Dalam Beberapa Minggu Pertama

Meskipun depresi pasca melahirkan sering muncul segera setelah melahirkan, gejalanya bisa berkembang dan memburuk hingga berbulan-bulan setelahnya.

Penelitian menunjukkan bahwa gejala PPD sering kali menjadi lebih jelas antara bulan keenam hingga kesembilan pasca melahirkan.

Oleh karena itu, penting untuk tetap memantau kesehatan mental ibu hingga setahun setelah melahirkan, terutama jika ada faktor risiko seperti riwayat depresi sebelumnya atau stres psikosocial yang tinggi.

Mitos 3: Depresi Pasca Melahirkan Selalu Ditandai dengan Tangisan Berlebihan

Tidak semua ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan menunjukkan gejala dengan menangis berlebihan.

Sebagian ibu mungkin terlihat baik-baik saja dari luar, tetapi menyimpan perasaan tidak berharga atau gagal di dalam dirinya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga dan teman dekat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda depresi yang mungkin tidak terlihat secara jelas, seperti menarik diri dari lingkungan sosial atau merasa tidak cukup baik sebagai ibu.

Mitos 4: Hanya Ibu Kandung yang Berisiko Mengalami Depresi Pasca Melahirkan

Depresi pasca melahirkan tidak hanya dialami oleh ibu biologis, tetapi juga dapat terjadi pada orang tua angkat dan ayah.

Sindrom depresi pasca adopsi (PADS) juga dapat dialami oleh orang tua yang mengadopsi anak, dengan gejala yang mirip dengan PPD.

Begitu pula, ayah dapat mengalami depresi pasca kelahiran paternal, yang sering kali diabaikan.

Semua orang tua, baik ibu maupun ayah, berisiko mengalami gangguan kesehatan mental setelah kelahiran anak dan mereka semua berhak mendapatkan dukungan.

Mitos 5: Ibu Tidak Bisa Mengonsumsi Antidepresan Saat Menyusui

Salah satu mitos yang sering kali menghambat pengobatan depresi pasca melahirkan adalah anggapan bahwa ibu yang menyusui tidak boleh mengonsumsi antidepresan.

Faktanya, banyak antidepresan yang aman untuk digunakan oleh ibu menyusui, dengan risiko yang sangat rendah bagi bayi. Sebaliknya, tidak mengobati depresi pasca melahirkan justru dapat menimbulkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan ibu dan bayi.

Demikian beberapa penjelasan mengenai lima mitos dan fakta depresi depresi pasca melahirkan, benarkah selalu diawali dengan tangisan berlebihan?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Hcahealthcaretoday.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

5 Mitos dan Fakta Depresi Pasca Melahirkan, Benarkah Selalu Diawali dengan Tangisan Berlebihan?

Link berhasil disalin!