Ilustrasi risiko kesehatan dari konsumsi daging babi
INDOZONE.ID - Babi merupakan salah satu hewan ternak yang juga menjadi sumber konsumsi bagi beberapa orang.
Menurut konsumennya, daging babi memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan daging sapi.
Selain itu, harganya terbilang lebih murah daripada daging sapi, membuat daging babi umum dikonsumsi masyarakat di banyak negara.
Daging babi merupakan salah satu sumber protein hewani yang populer di banyak negara di dunia.
Namun, ternyata konsumsi daging babi juga dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.
Baca Juga: Sejarah Wabah Flu Babi (H1N1) yang Merebak di Seluruh Dunia Tahun 2009
Berikut beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena mengonsumsi daging babi.
Trichinosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichinella spiralis yang terkandung dalam daging babi apabila daging tidak dimasak dengan baik dan benar. Gejala trichinosis antara lain berupa demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Taeniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Taenia solium yang juga terkandung dalam daging babi yang tidak dimasak dengan baik. Gejala taeniasis antara lain seperti diare, mual, dan kehilangan berat badan.
Konsumsi daging babi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kanker lho, terutama kanker usus besar. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dalam daging babi.
Baca Juga: Dokter Bedah AS Berhasil Lakukan Transplantasi Ginjal Babi yang Dimodifikasi ke Pria Lansia
Konsumsi daging babi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dalam daging babi, menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko penyakit ini.
Konsumsi daging babi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit obesitas, terutama karena kandungan kalori yang tinggi dalam daging babi. Buat kamu yang biasa mengonsumsi daging babi dalam jumlah banyak, tentu akan menyebabkan penumpukan lemak di tubuh sehingga menjadi obesitas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: WHO, Gridhealth.id