Kategori Berita
Media Network
Minggu, 20 APRIL 2025 • 13:30 WIB

Gagal Bedain Warna? Bisa Jadi Kamu Alami Color Vision Deficiency

 

Ilustrasi seseorang alami Gangguan penglihatan warna atau color vision deficiency.

INDOZONE.ID - Gangguan penglihatan warna atau color vision deficiency, merupakan kondisi ketika seseorang kesulitan membedakan warna-warna tertentu. 

Dikutip dari situs American Optometric Association, istilah ‘buta warna' kerap digunakan kebanyakan orang, meskipun sangat sedikit mereka yang benar-benar tidak bisa melihat warna sama sekali.

Secara normal, kemampuan melihat warna berasal dari sel fotoreseptor di retina yang disebut cones (kerucut). Sel ini terletak di bagian tengah retina (makula), dan sensitif terhadap cahaya merah, hijau, atau biru. 

Ketika sel ini bekerja dengan baik, otak menerima sinyal yang memungkinkan kita membedakan ribuan nuansa warna. Namun, jika salah satu pigmen pada sel kerucut tidak berfungsi, maka kemampuan melihat warna pun terganggu.

Jenis-jenis dan Tingkat Keparahan

Sebagian besar penderita masih bisa melihat warna, namun kesulitan dalam membedakan antara warna tertentu. Jenis yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. 

Artinya, penderita tidak sepenuhnya tidak bisa melihat warna merah atau hijau, melainkan kesulitan membedakan keduanya, terutama dalam tingkat kecerahan tertentu.

Jenis lain adalah buta warna biru-kuning, yang lebih jarang namun lebih berat. Bahkan, banyak penderita jenis ini juga mengalami gangguan merah-hijau. 

Baca Juga: Macam-Macam Penyebab Buta Warna Parsial dan Total serta Cara Mengobatinya

Dalam beberapa kasus yang sangat langka, seperti akromatopsia, penderita hanya bisa melihat dalam warna hitam, putih atau abu-abu.

Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga berat, tergantung penyebabnya. Jika disebabkan faktor genetik, biasanya memengaruhi kedua mata dan tidak memburuk seiring waktu. 

Namun jika terjadi akibat penyakit atau cedera tertentu, bisa saja hanya terjadi pada satu mata.

Ilustrasi anak menjalani tes pemeriksaan mata.

Penyebab dan Faktor Risiko

Sebagian besar kasus buta warna diturunkan secara genetik melalui kromosom X, sehingga lebih umum terjadi pada pria. Sekitar 8 persen pria kulit putih mengalaminya, sedangkan pada wanita hanya sekitar 0,5 persen.

Namun, beberapa kondisi medis juga bisa menyebabkan gangguan ini, seperti:

  • Diabetes
  • Glaukoma
  • Degenerasi makula
  • Alzheimer dan Parkinson
  • Multiple sclerosis
  • Alkoholisme kronis
  • Anemia sel sabit
  • Leukemia

Paparan bahan kimia tertentu, penuaan, serta efek samping obat-obatan seperti obat jantung, tekanan darah, dan gangguan saraf, juga berpotensi mengganggu persepsi warna.

Gejala dan Deteksi Dini

Banyak orang tidak menyadari, mereka mengalami gangguan penglihatan warna. Anak-anak, misalnya, mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda hingga mereka menghadapi situasi tertentu di sekolah. 

Oleh karena itu, pemeriksaan mata menyeluruh sebelum masuk sekolah, sangat dianjurkan oleh para ahli. Adapun gejala umum gangguan ini meliputi:

  • Kesulitan membedakan warna tertentu
  • Sering salah menamai warna
  • Melihat warna sebagai abu-abu atau netral

Pemeriksaan dilakukan menggunakan tes pseudoisochromatic plates, yaitu gambar berupa titik-titik warna yang membentuk angka. 

Orang dengan penglihatan normal akan melihat angka tersebut. Sementara penderita gangguan warna, mungkin tidak.

Baca Juga: Kenali Chalazion: Benjolan pada Kelopak Mata yang Sering Disangka Bintitan

Pengobatan dan Adaptasi

Ilustrasi mata yang mengalami gangguan penglihatan warna.

Gangguan penglihatan warna yang bersifat genetik, belum memiliki obat. Namun, jika disebabkan oleh penyakit atau cedera, penanganan kondisi dasarnya bisa membantu. 

Beberapa alat bantu seperti kacamata lensa khusus atau lensa kontak berwarna, dapat membantu memperjelas perbedaan warna. Meskipun, tidak dapat mengembalikan penglihatan warna sepenuhnya.

Strategi adaptasi yang bisa diterapkan antara lain:

  • Menata dan memberi label warna pada pakaian atau barang rumah tangga
  • Menghafal urutan warna (misalnya pada lampu lalu lintas)

Meskipun tidak membahayakan penglihatan secara menyeluruh, gangguan ini dapat menjadi kendala dalam profesi tertentu, seperti pilot atau desainer grafis. 

Namun, dengan pemahaman dan dukungan lingkungan, penderita tetap bisa menjalani kehidupan yang normal dan produktif.

Akan tetapi, ke depannya, terapi gen sedang dikembangkan peneliti dan telah menunjukkan hasil positif pada hewan. Hal ini dapat memberikan harapan untuk pemulihan penglihatan warna pada manusia.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: American Optometric Association

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Gagal Bedain Warna? Bisa Jadi Kamu Alami Color Vision Deficiency

Link berhasil disalin!