INDOZONE.ID - Wayang Potehi merupakan pertunjukan seni khas Tionghoa yang saat ini jarang sekali dijumpai. Namun, keberadaan wayang Potehi ini masih digunakan di sejumlah tempat sebagai hiburan maupun rangkaian kegiatan ibadah.
Salah satu tempat yang masih rutin mengadakan pagelaran Wayang Potehi tersebut adalah Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri. Klenteng yang berdiri sejak tahun 1985 di bantaran sungai brantas ini sudah dimasukkan dalam cagar budaya Jawa Timur.
Wujud toleransi antar umat beragama di Kediri pun sangat terlihat, dari pertunjukkan Wayang Potehi didalam kompleks Klenteng pun terbuka untuk masyarakat umum. Meski begitu, pengunjung yang ingin menonton pertunjukkan wayang ini setiap tahunnya pun berkurang.
Baca Juga: Patut Ditiru! Begini Cara Dosen Animasi Mengenalkan Tokoh Wayang ke Gen Z
Wayang Potehi ini seperti boneka tangan, namun karakter yang digunakan adalah raja-raja pada dinasti terdulu. Ceritanya pun mengambil alur sejarah kerajaan di Cina.
Pementasan Wayang Potehi ini akan dilakukan dalam 2 sesi yakni sesi satu pada jam 3 sore dan sesi dua pada jam 7 malam. Pertunjukkan ini pun hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja.
Pertunjukkan Wayang Potehi di Kediri sering membawakan 2 cerita yang berjudul Cin Thun Liok Kok dan Kwee Tjoe Gie. Uniknya dibalik pertunjukkan ini, dalang Wayang Potehi bukan berasal dari orang Cina, melainkan orang Jawa.
Baca Juga: Kece! Gak Malu Dicap Kuno, Pasutri Muda Ini Kompak Bikin Beragam Jenis Wayang
Widodo Santoso sudah sejak tahun 1993 menjadi dalang Wayang Potehi, ia bahkan menguasai sejumlah cerita dari suku hokian.
"Wayang potehi ini berasal dari suku hokian yang menceritakan sejarah berbagai dinasti,sekarang potehi berkembang secara cerita,baik membawakan sejarah kemerdekaan atau kontemporer lainnya," jelas Widodo.
Widodo mengungkap jika keberadaan Wayang Potehi di Jawa Timur saat ini terbilang terbatas. Selain faktor budaya,penerus generasi muda juga jarang yang berminat.
Baca Juga: Gemes! Kecil-kecil Jadi Dalang, Bocah Ponorogo Ini Suka Wayang Sejak Usia 3 Tahun
"Kalau tidak salah di Jawa Timur sekarang cuma ada 3, di Jombang, Tulungagung dan surabaya saja. Sekarang cari anak muda yang suka itu susah, untuk jadi penerus wayang potehi ini," pungkasnya.
Sementara itu, untuk tarif pementasan wayang potehi tersebut berkisar antara 800 ribu perhari untuk kegiatan ibadah, sedangkan untuk hiburan antara 4 juta hingga 15 juta rupiah.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators