INDOZONE.ID - Tragedi Bonghwa memang sudah berlalu satu tahun yang lalu. Namun bagi Park Jeong Ha, memori terkubur di dalam galian tambang sedalam 190 meter di bawah tanah selama 221 jam atau sekitar sembilan hari masih sangat segar.
Setelah berhasil diselamatkan pada 4 November 2022, sampai sekarang mantan penambang seng ini harus hidup dengan gangguan kecemasan yang dideritanya.
Saat berada di dalam ruangan gelap, detak jantung Park akan berdetak dengan sangat cepat. Di malam hari, Park hanya bisa tidur nyenyak selama kurang dari tiga jam, karena mimpi buruk yang dialaminya satu atau dua kali dalam seminggu.
Saat mimpi buruk datang, pria berusia 63 tahun tersebut akan memukul tembok sekuat tenaga hingga kuku-kuku jarinya lepas.
"Beberapa jam sebelum kami diselamatkan, semua lampu kepala padam dan ketakutan-ketakutan itu masih segar. Saya sangat berharap agar telepon berdering, tetapi akhirnya tidak pernah berbunyi," kata Park dalam wawancara bersama The Hankyoreh, mengutip Naver, Rabu (8/11/2023).
"Bahkan sekarang, saya masih mendengar suara telepon itu sebagai halusinasi," sambungnya.
Baca Juga: Momen Mengerikan Pria Turuni Tangga Tambang Batu Kumbung Tuban, Lihatnya Bikin Kaki Lemes
Mimpi buruk dan halusinasi yang terus dialaminya membuat Park harus mengonsumsi obat antiseptik setiap hari.
"Setelah mengonsumsi obat untuk waktu yang lama, saya merasa kepala saya tidak begitu jernih. Rasanya seperti saya membawa sesuatu yang berat di kepala saya dan saya sering merasa lemas," sambungnya.
Meski trauma itu masih melekat di pikirannya, namun Park bertekad untuk terus menyuarakan tragedi yang menimpa dirinya dan rekan kerjanya.
Dia tak terlalu peduli jika ingatan pahitnya akan sulit hilang, karena terus mencoba menggali ingatannya. Melalui suaranya itu, Park berkomitmen untuk memperbaiki lingkungan kerja rekan-rekannya yang masih bekerja di bawah tanah.
Upayanya ini membuahkan hasil. Februari lalu, Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Energi Korea Selatan merilis ‘Rencana Keselamatan Tambang Komprehensif’ sebagai respon terhadap kecelakaan tambang di tambang tembaga Hana di Bonghwa, Provinsi Gyeongsang Utara itu.
Rencana ini mencakup penyediaan peralatan komunikasi jarak jauh di dalam tambang, penyediaan fasilitas dan peralatan untuk mencegah kecelakaan di luar tambang, standar panduan untuk tim penyelamat tambang, dan kewajiban pemasangan fasilitas evakuasi seperti kotak bertahan hidup.
Anggaran dukungan fasilitas keselamatan tambang pun meningkat 72%, dari KRW64 miliar tahun lalu menjadi KRW110 miliar di tahun ini.
Baca Juga: Viral Video Ibu Orangutan Kelaparan Bersama Bayinya Terjebak di Lokasi Tambang Kaltim
Selain itu, pada September kemarin, Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Energi Korea Selatan juga telah memasang kotak bertahan hidup pertama di tambang batu kapur di Samcheok, Provinsi Gangwon.
Kotak bertahan hidup ini memiliki kapasitas untuk menampung lebih dari 6 orang selama lebih dari 72 jam yang dilengkapi dengan peralatan pemblokiran gas berbahaya, peralatan pasokan oksigen dan peralatan pertolongan pertama darurat.
Disertakan pula makanan berkalori tinggi, termasuk kopi instan yang membantu Park dan rekannya bertahan selama sembilan hari.
Kementerian berencana untuk menginstal kotak bertahan hidup di lebih dari 83 tambang, dengan lebih dari lima pekerja hingga tahun 2027.
Kotak bertahan hidup yang berfungsi sebagai fasilitas evakuasi ini merupakan usulan Park.
"Meskipun tambang bawah tanah adalah tempat berbahaya, tapi masih ada tempat yang aman di dalamnya. Dengan mendirikan kotak bertahan hidup dan menyediakan peralatan penyelamatan, jika terjadi kecelakaan di tambang lagi, rekan-rekan saya dapat menunggu penyelamatan dalam lingkungan yang lebih aman daripada tempat saya berada," tutupnya.
Writer: Putri Surya Ningsih
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators