INDOZONE.ID - Sejumlah mahasiswa UNY membuka layanan jasa pengetahuan busana dengan menggunakan metode upcycling fashion, yaitu proses mengubah pakaian lama usang atau rusak menjadi produk baru dengan nilai guna lebih.
Layanan ini diberi nama EduGrowth. EduGrowth memberikan tampilan menarik pada pengimplementasian animasi dalam media pembelajaran sehingga pengguna akan mudah dalam pengoperasian dan menjadikannya pembelajaran menyenangkan.
Adapun para mahasiswa tersebut, di antaranya Maria Fabiola (Pendidikan Tata Busana), Dwi Arfian (Pendidikan Teknik Informatika), Syaza Dyah Kartikarini (Pendidikan Ekonomi) serta Imam Hadi Razak, dan Nuriza Ayu Prasilia (Pendidikan Teknik Mekatronika).
Maria Fabiola, menjelaskan EduGrowth merupakan platform bimbingan belajar untuk mendukung sarana pembelajaran dalam metode upcycling fashion yang ditujukan bagi kalangan fashion enthusiast, content creator, serta masyarakat yang ingin membuka usaha di bidang fashion, terlebih pada remaja usia 15 hingga 30 tahun.
Baca Juga: Edwin Sean, Pemuda Indonesia Juara Kompetisi Model di Turki, Sampai Diundang di Paris Fashion Week
“Platform ini tersedia dalam Bahasa Indonesia dan terdapat fitur Q&A sebagai sarana untuk komunikasi antara pengguna kursus dengan mentor sehingga setiap persoalan yang ingin ditanyakan dapat terjawab dengan baik," kata Maria, Jumat (2/8/2024).
"Jadi, EduGrowth hadir untuk memberikan program wawasan pengetahuan terkait metode upcycling fashion yang tertuju pada fashion enthusiast, content creator, serta masyarakat yang ingin membuka usaha di bidang fashion," lanjutnya.
Sementara itu, Dwi Arfian mencontohkan penerapan pembelajaran platform EduGrowth, yakni misalnya dress yang digabungkan dengan blouse, kemeja, atau celana, tetapi tidak menghilangkan ciri khas setiap busana tersebut.
“Sehingga dengan mempelajari penggunaan metode upcycling dalam bidang fashion mampu mengatasi dampak limbah bagi lingkungan sekitar dan tempat pembuangan akhir," ungkapnya.
Baca Juga: Viral Emak-emak Fashion Show di KRL, Tapi Kameramen Lupa Pencet Tombol Rekam
Menurut Dwi, ini dibuat sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan lingkungan, karena masih melimpahnya limbah fashion.
"Kemudian, dengan mempelajari penerapan metode upcycling dalam bidang fashion maka turut mensukseskan Sustainable Development Goals nomor 12 tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan," jelasnya.
Terkait pembuatan produk ini, Imam Hadi Razak menjelaskan, diawali dengan pembuatan alur pengguna dan desain basis data dari website EduGrowth.
Kemudian, pada alur pengguna menggunakan format diagram alir (flowchart) terkait proses pengguna dalam menggunakan website dari mulai tampilan awal hingga penyelesaian bimbingan belajar. Desain basis data menggunakan Unified Modelling Language, yaitu diagram kelas guna menjabarkan kebutuhan tabel data, relasi, dan fungsi yang dibutuhkan.
"Dilanjutkan menggunakan Figma melalui Google Chrome untuk membuat desain tampilan dan pengalaman pengguna, yaitu penempatan komponen/layouting website, gambar ilustrasi, gaya tipografi, penyesuaian warna, dan komponen interaksi berupa tombol, kotak masukan, dan baris navigasi," terang imam.
Nuriza Ayu Prasilia melanjutkan, pemrograman untuk membuat tampilan pengguna dalam bentuk halaman website dan integrasi basis data dengan back-end website, supaya pengguna bisa melakukan manipulasi data (lihat, tambah, perbarui, dan hapus) secara dinamis dan real-time.
Tahap ini berpedoman pada flowchart alur pengguna dan diagram kelas basis data website EduGrowth.
“Penyusunan konten, yakni materi pembelajaran upcycling fashion dilakukan secara paralel bersamaan dengan tahap pemrograman," jelasnya.
Baca Juga: Unik, Acara Festival Jember Kota Cerutu Indonesia Ada Fashion Show di Tengah Kebun Tembakau
Terhadap materi dimasukkan ke dalam basis data yang telah terintegrasi dengan website, kemudian memasang website yang dikembangkan ke dalam web server agar bisa diakses oleh banyak orang untuk uji fungsionalitas platform, termasuk uji kegunaan sistem (SUS), uji aksesibilitas (WCAG), dan uji tingkat penyelesaian tugas/Task Completion Rate.
Syaza Dyah Kartikarini turut memberikan contoh karya yang telah dibuat melalui EduGrowth, yakni berupa baju flanel bekas yang di-upcycling menjadi tas.
“Ini menjadi salah satu wawasan baru dalam bidang fashion sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha," pungkasnya.
Diketahui, karya ini meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK 2024.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Pers Rilis