Sabtu, 15 FEBRUARI 2025 • 09:10 WIB

Bagaimana Arti 'Marhaban Ya Ramadan' dan Maknanya dalam Kehidupan Muslim?

Author

(istock @FamVeld)

INDOZONE.ID - Ramadan adalah salah satu bulan yang ditunggu-tunggu, dan disambut dengan suka cita oleh orang-orang muslim.

Selain menjalankan puasa, umat muslim dianjurkan untuk meningkatkan berbagai aspek ibadah, baik secara ritual, sosial, maupun spiritual.

Baca Juga: Benarkah Siswa Libur Satu Bulan Selama Ramadhan 2025? Ini Penjelasan Menag

Momen ini menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama manusia. 

Makna 'Marhaban Ya Ramadhan'

Ungkapan 'Marhaban Ya Ramadan' sering terdengar saat bulan suci ini tiba. Sebenarnya apa sih arti dari kalimat tersebut?

Baca Juga: Cara Membayar Fidyah atau Utang Puasa Ramadhan, Simak Persyaratannya!

Secara bahasa, kata marhaban berasal dari bahasa Arab yang berarti 'selamat datang' atau 'penghormatan dengan penuh kegembiraan'.

Dalam konteks Ramadan, ungkapan ini mengandung makna menyambut bulan suci dengan hati yang lapang, penuh kebahagiaan, serta kesiapan untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan.

Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa, dan memperbaiki kualitas ibadah.

al-qur'an (freepik)

Dengan memahami makna mendalam dari marhaban, setiap muslim diharapkan menyambut bulan ini dengan semangat meningkatkan amal kebaikan.

Meningkatkan Ibadah di Bulan Ramadan

Baca Juga: 5 Tips untuk Tetap Menjadi Pribadi yang Lebih Baik Setelah Ramadhan

Selain diwajibkan berpuasa pada siang hari, umat muslim juga dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam mereka dengan salat tarawih dan witir.

Amalan ini menjadi bagian dari tradisi ibadah tahunan, yang dapat memberikan ketenangan batin dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Selain salat tarawih dan witir, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak salat sunah lainnya, seperti tahajud dan dhuha.

Baca Juga: Doa Akhir Ramadhan: Harapan yang Penuh Makna di Penghujung Bulan Suci

Salat tahajud yang dilakukan di sepertiga malam terakhir, memiliki keutamaan yang luar biasa, terutama di bulan Ramadan yang penuh dengan keberkahan.

Begitu juga dengan membaca Al-Qur’an secara rutin. Sebab, Ramadan adalah bulan di mana kitab suci tersebut pertama kali diturunkan.

Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual, diharapkan kebiasaan baik ini tidak hanya berhenti di bulan Ramadan, tetapi juga terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya.

orang berdoa (istock @agrobacter)

Membuka Pintu Berkah dengan Ibadah Sosial

Selain meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, umat muslim juga diwajibkan untuk meningkatkan kepedulian sosial sebagai sesama manusia.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Syawal, Enam Hari Setelah Ramadhan dalam Islam

Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan adalah zakat fitrah, sebagai bentuk penyucian diri dan membantu sesama, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Selain itu, memperbanyak sedekah, infaq, serta berbagi makanan berbuka puasa kepada orang lain, juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan.

Memberikan makanan berbuka puasa kepada orang lain memiliki pahala yang besar, bahkan dikatakan sama seperti pahala orang yang berpuasa.

Baca Juga: Mengenal Fidyah Puasa Ramadhan: Mulai Syarat Hingga Cara Pembayarannya!

Hal ini semakin memperjelas bahwa, Ramadan bukan hanya tentang ibadah personal, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa berkontribusi dalam kehidupan sosial.

Dengan menumbuhkan semangat berbagi, Ramadan menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial, dan menumbuhkan kasih sayang di antara sesama.

Meningkatkan Kualitas Spiritual dan Kematangan Jiwa

al-qur'an (pixabay @Joko_Narimo)

Puasa di selama Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Proses muhasabah atau introspeksi diri, menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritual selama bulan ini.

Baca Juga: Shalat Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan: Niat dan Tata Cara

Dengan merenungi kesalahan, memohon ampunan, dan berusaha memperbaiki diri, seseorang dapat mencapai kematangan jiwa yang lebih baik.

Momen ini juga bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, dan amarah, serta menggantinya dengan sikap yang lebih sabar dan penuh keikhlasan.

Dengan menata hati dan memperbaiki sikap, diharapkan seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya di hadapan Allah, tetapi juga di hadapan sesama manusia.

Menggapai Derajat Ketaqwaan yang Lebih Tinggi

Baca Juga: Jelang Akhir Ramadhan 1445 H, SDN 2 Nepen Boyolali Bagikan Zakat Fitrah Eksternal

Tujuan utama dari ibadah Ramadan adalah, mencapai ketaqwaan yang lebih tinggi, dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya.

Ketaqwaan bukan hanya diukur dari banyaknya ibadah yang dilakukan, tetapi juga dari bagaimana seseorang mengendalikan diri, berbuat baik, serta menjauhi hal-hal yang dilarang.

Bulan Ramadan menjadi sarana pelatihan untuk meningkatkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Uin-suska