Sejak Rabu, 19 Januari 2022, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia ramai-ramai berburu minyak goreng kemasan bermerek di minimarket-minimarket dan swalayan.
Betapa tidak, setelah sempat mahal beberapa waktu, harga minyak goreng ditetapkan satu harga, yakni Rp14 ribu per kilogram oleh pemerintah lewat Kementerian Perdagangan.
“Untuk memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penyediaan minyak goreng dengan satu harga. Melalui kebijakan ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau dan di sisi lain produsen tidak dirugikan karena selisih harga akan diganti oleh Pemerintah,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada konferensi pers, Selasa.
Lantas, bagaimana bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung minyak berlebih?
Menyadur dari Hellosehat, ada beberapa dampak buruk yang dapat terjadi bila kita terlalu banyak mengonsumsi minyak goreng.
Gangguan Pencernaan
Minyak goreng yang mengandung lemak dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada sistem pencernaan. Lemak memiliki sifat yang sulit dicerna dibanding zat lainnya.
Akibatnya, sistem pencernaan akan bekerja lebih berat untuk memecah makanan yang berasal dari makanan berminyak. Lama-kelamaan, kamu bisa mengalami keluhan seperti kembung, mual, atau sakit perut.
Makanan ini juga bisa memicu gejala pada orang yang mengalami penyakit pada sistem pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS), pankreatitis kronis, atau muntaber. Mereka mungkin mengalami kram, sakit perut, dan diare.
Penyakit Jantung dan Diabetes
Yang lebih mengerikan dibanding gangguan pencernaan akibat terlalu banyak mengonsumi makanan berminyak adalah risiko serangan jantung dan diabetes. Hal ini didasarkan pada penelitian di Harvard School of Public Health, yang diujikan kepada 100.000 orang pria dan wanita selama 25 tahun.
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang makan gorengan sebanyak 4 hingga 6 kali seminggu berisiko hingga 39 persen untuk terkena diabetes tipe 2. Risiko penyakit jantung pun meningkat 23% dibandingkan dengan yang makan gorengan sekali seminggu.
Sementara itu, orang-orang yang makan gorengan selama seminggu penuh akan mengalami peningkatan risiko penyakit diabetes hingga sekitar 55%.
Kanker
Tak cuma dua penyakit mematikan itu, minyak goreng juga dapat memicu penyakit kanker dalam tubuh, seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru.
Sampai saat ini para peneliti masih terus melakukan penelitian untuk memastikan hubungan tersebut. Meski begitu, National Cancer Institute AS menyarankan setiap orang untuk membatasi asupan lemak jenuhnya dari makanan sehari-hari.
Anda juga disarankan untuk menghindari konsumsi makanan mengandung lemak trans. Sebaliknya, pilihlah lemak menyehatkan yang berasal dari ikan, kacang-kacangan, alpukat, biji-bijian, dan makanan alami sejenisnya.
Ganggu Fungsi Otak
Menelan makanan berminyak juga dapat mengganggu fungsi otak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hal ini berkaitan dengan kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, dan gangguan metabolisme akibat asupan lemak berlebih.
Semua faktor tersebut berkaitan dengan gangguan pada struktur, jaringan, dan aktivitas pada organ otak. Bahkan, sebuah studi dalam Journal of Nutritional Science menunjukkan adanya penurunan dalam kemampuan belajar dan mengingat.
Berbagai efek ini tentu tidak langsung muncul dalam waktu singkat. Namun, tentu lebih baik bila Anda mencegahnya dengan membatasi asupan makanan yang mengandung minyak seperti fast food, donat, piza, kentang goreng, dan sejenisnya.
Obesitas
Lemak dan minyak sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko obesitas. Tidak heran mengingat makanan tinggi lemak memang mengandung lebih banyak kalori. Sebagai gambaran, tiap 1 gram lemak dapat menyumbangkan sekitar 9 kalori untuk tubuh Anda.
Jika Anda sering makan makanan berminyak, asupan kalori harian tentu semakin banyak. Misalnya saja, kalori pada tahu goreng bisa mencapai lebih dari 100 kkal. Kini bayangkan sebanyak apa asupan kalori Anda bila Anda makan gorengan setiap hari.
Asupan lemak yang tidak diiringi pola makan dan gaya hidup sehat bisa meningkatkan risiko kegemukan hingga obesitas. Keduanya merupakan faktor risiko dari beragam penyakit, mulai dari penyakit jantung, diabetes, hingga radang sendi.
Memicu Jerawat
Jerawat memang tidak langsung muncul setelah Anda makan gorengan atau makanan lainnya yang banyak mengandung minyak. Meski begitu, asupan minyak yang berlebih lambat laun dapat mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh.
Gangguan hormon merupakan salah satu penyebab munculnya jerawat. Tak hanya itu, makanan yang mengandung minyak bisa merangsang kerja kelenjar minyak pada kulit. Akibatnya, minyak berlebih menutup pori dan menjadi awal munculnya jerawat.
Anda mungkin menyadari kalau sebagian besar makanan berminyak juga mengandung gula. Lemak dan gula yang berlebih dapat memperparah peradangan di dalam tubuh. Jerawat akhirnya tidak hanya sulit sembuh, tapi juga bisa bertambah parah.
Membunuh Bakteri Baik dalam Usus
Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa apa yang Anda makan memengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam usus. Usus Anda memiliki bakteri baik yang bertugas menjaga kekebalan tubuh dan membantu beberapa fungsi lainnya.
Konsumsi makanan berminyak yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus. Lemak akan mematikan bakteri baik sehingga jumlah bakteri merugikan menjadi lebih banyak.
Perubahan jumlah bakteri usus tidak hanya dapat memengaruhi kekebalan tubuh, tapi juga pencernaan serat, berat badan, kesehatan jantung, hingga kesehatan pencernaan secara umum. Jadi, mulailah membatasi konsumsi makanan yang tinggi akan minyak.
Artikel Menarik Lainnya:
- Roy Suryo Bongkar Sosok Wanita di Video Syur Mirip Nagita Slavina, Ini Dia
- Terungkap! Video Syur Mirip Nagita Slavina Ternyata Palsu dan Hasil Editan
- Pelapor Video Syur Mirip Nagita Slavina Diperiksa Polisi Hari Ini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: