Jumat, 06 JANUARI 2023 • 09:41 WIB

Dokter Sebut Isu Sosial Bikin Lansia Ogah Vaksin Booster: Bisa Sebabkan Penyakit

Author

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis keempat atau dosis penguat kedua kepada warga lansia (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Sulit mendapatkan informasi dan banyaknya isu sosial yang berkembang, menjadi hambatan bagi kelompok rentan termasuk lansia untuk mendapatkan vaksin booster COVID-19.

Hal itu disampaikan oleh Program Manager of Primary Healthcare CISDI (Center of Indonesia's Strategic Development Initiatives) dr. Agatha Tyas.

"Hambatan ini termasuk ketidakpercayaan terhadap COVID-19, vaksin dan tenaga kesehatan secara umum yang disebabkan informasi kurang jelas," ujar dr. Agatha, dalam kampanye 'Peningkatan Kepercayaan Lansia Terhadap Vaksin COVID-19' di Jakarta, Kamis (5/1/2022).

Baca juga: Vaksin COVID-19 Dosis Keempat untuk Lansia, Bagaimana Jika Telat dari Jadwal?

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, beberapa tambahan yang sering ditemui dalam sosialisasi vaksin booster terhadap lansia antara lain hambatan administrasi, finansial, infrastruktur, akses informasi serta sosial dan perilaku.

Petugas Kesehatan sedang memvaksinasi seorang lansia di Bandarlampung. (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Vaksin yang membawa penyakit baru, terdapat kandungan sel babi, ada chip, sentimen dan tidak percaya COVID-19 menjadi su yang sering kali beredar di telinga masyarakat tentang vaksin.

Menurut dr. Agatha misinformasi yang sering terjadi mengenai kesehatan terutama imunisasi, vaksinasi dan COVID-19, membuat masyarakat cenderung lebih cepat menyimpulkan dari pengalaman tanpa berkonsultasi dengan ahlinya.

Baca juga: Ternyata Lansia dan Bumil di Kota Depok Berisiko Alami Masalah Kesehatan Ini

Selain itu, kurangnya kader yang mengerti tentang isu kesehatan juga dianggap sebagai hambatan peningkatan vaksin booster.

"Di lapangan sebagian besar hambatannya itu sosial dan perilaku, kayak enggak dibolehin sama keluarganya sendiri karena hoax nanti vaksin menyebabkan penyakit dan lainnya," kata dr. Agatha.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, cakupan nasional vaksin COVID-19 dosis ketiga hingga 2 Januari 2023 baru mencapai 33,36 persen dari yang ditargetkan.

Capaian vaksinasi lansia sebagai kelompok rentan memiliki capaian yang rendah, di mana hanya satu dari tiga lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster.

Sebagai solusi menjangkau lansia untuk melakukan vaksinasi terutama booster adalah, dengan memberdayakan kader-kader di setiap wilayah.

Lebih lanjut, dr Agatha mengatakan, sebagian lansia percaya dengan orang-orang yang berasal dari lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan tenaga kesehatan.

"Solusinya kita harus memberdayakan masyarakatnya. Kalau yang ngejelasin orang-orang yang jauh seperti dokter dan tenaga kesehatan, mereka tidak akan mengerti, tapi akan lebih mudah kalau yang jelasin teman-teman sebayanya atau keluarga dia," kata dr. Agatha.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: