INDOZONE.ID - Bagi orang dewasa, teh merupakan salah satu minuman yang memiliki banyak manfaat. Apalagi, teh bermanfaat untuk mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Bahkan, penelitian yang dilakukan pada 2013 lalu menjelaskan, konsumsi teh hijau dan hitam dapat menurunkan kadar kolesterol, yang berpengaruh untuk mencegah penyakit jantung.
Teh memiliki kandungan polyphenol, yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang, serta berperan sebagai anti-kanker. Namun, riset terkait manfaat teh itu tentu sudah terbukti untuk orang dewasa.
Sementara manfaat teh bagi bayi di bawah lima tahun (balita) masih belum pasti. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan balita untuk menenggak teh.
Baca Juga: 8 Manfaat Minum Teh Hijau untuk Kesehatan Tubuh dan Wajah, Simak!
WHO tidak menyarankan anak-anak mengonsumsi teh sampai usia 2 tahun. Selain itu, usia 2-5 tahun juga tidak disarankan minum teh terlalu sering.
Adapun dampak minum teh bagi balita, yang dikutip Indozone dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebagai berikut:
1. Tidak Mengandung Zat Gizi
Umumnya setelah minum teh, anak akan merasa kenyang dan tidak mau makan. Padahal, teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral.
Padahal, anak-anak di bawah lima tahun, sangat membutuhkan zat gizi lengkap. Hal itu untuk bisa membantu tumbuh dan berkembang anak tersebut.
Baca Juga: Wow, Minum Teh Ternyata Bisa Bantu Melancarkan Pencernaan Loh!
2. Bikin Anak ‘Hiperaktif’ dan Sulit Tidur
Teh memiliki kandungan sekitar 3 persen kafein, theobromine, dan teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan ini, teh bisa membuat anak kamu menjadi ‘hiperaktif’.
Apabila anak kamu cukup aktif atau sulit tidur, hindari memberikan teh terhadapnya. Kafein yang terkandung dalam teh juga bersifat diuretik.
Artinya, tubuh akan lebih banyak mengeluarkan air seni setelah minum teh. Jadi, enggak cemas apabila anak kamu lebih sering buang air kecil setelah minum teh.
3. Menghambat Penyerapan Zat Besi
Konsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan, dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Es teh manis, seringkali dihidangkan sebagai minuman pendamping saat makan.
Hal tersebut sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh, dapat menghambat penyerapan zat besi. Sehingga, tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.
Baca Juga: Alasan Dokter Tidak Sarankan Minum Teh Dibarengi dengan Makan
4. Mengandung Tinggi Gula
Sementara itu, jika kamu memberikan teh kemasan pada anak, akan jauh lebih berbahaya. Sebab, kebanyakan teh dalam kemasan memiliki kandungan gula yang tinggi. Satu botol teh isi 250 ml mengandung gula tambahan sekitar 20 gram.
WHO menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10 persen dari total kalori. Misalnya, seorang anak berusia 5 tahun yang memiliki berat badan ideal 18 kg boleh mendapat gula tambahan sekitar 45 gram per hari.
Bisa dibayangkan, berapa banyak gula yang dikonsumsi anak kamu, jika minum teh kemasan tiga kali sehari. Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan tersebut, menjadi salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.
Jadi, untuk para bunda agar lebih memperhatikan apa saja yang diberikan kepada si kecil. Jangan sampai, anak kamu menjadi kecanduan minum teh, dan akan membahayakan kesehatannya di kemudian hari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: IDAI