Selasa, 20 AGUSTUS 2024 • 12:34 WIB

6 Fakta Wabah Virus Mpox yang Kini Sedang Meningkat di Afrika hingga Filipina

Author

Foto dari mikroskop versi berwarna yang menunjukkan virus mpox (berwarna pink) di dalam sel yang terinfeksi (berwarna kuning) yang diteliti oleh NIAID di Fort Detrick, Maryland, AS. (REUTERS/ NIAID)

INDOZONE.ID - Wabah mpox yang sedang meningkat di Afrika telah memicu perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan darurat. Kasus mpox mulai bermunculan di luar Afrika yang menambah kekhawatiran akan penyebaran virus ini. Berikut 6 fakta wabah virus mpox yang kini sedang meningkat di Afrika hingga Filipina.

Apa Itu Mpox?

Ilustrasi virus cacar monyet atau mpox. (freepik.com)

Mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, pertama kali terdeteksi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Penyakit ini memiliki dua subtipe, yaitu clade 1 yang lebih mematikan dan clade 2 yang lebih ringan.

Clade 1 telah menjadi endemik di wilayah Basin Kongo di Afrika Tengah selama beberapa dekade, sedangkan clade 2 lebih banyak ditemukan di Afrika Barat.

Virus ini menyebar melalui kontak fisik yang erat, termasuk kontak seksual, dan menimbulkan gejala seperti demam hingga nyeri otot.

Baca Juga: Kemenkes Umumkan 88 Kasus Mpox Cacar Monyet, Begini Varian yang Mewabah di Indonesia

Perkembangan Terbaru

Ilustrasi cacar monyet atau monkey pox (mpox). (freepik.com)

Wabah mpox terbaru ini disebabkan oleh clade 1 yang lebih mematikan, dengan varian baru yang telah bermutasi, dikenal sebagai clade 1b. Varian ini pertama kali ditemukan di kalangan pekerja seks di Kongo pada September 2023.

Pekan ini, kasus pertama clade 1b dilaporkan di luar Afrika, yaitu di Swedia, diikuti oleh kasus pertama di Asia yang dilaporkan di Pakistan.

Para ahli kesehatan memperkirakan bahwa kasus mpox ini akan meningkat di Eropa dan bagian dunia lainnya, mengingat tidak adanya mekanisme yang efektif untuk mencegah penyebaran virus ini.

Baca Juga: Filipina Deteksi Kasus Virus MPOX Tahun Ini, Belum Diketahui Pasti Jenisnya

Update Penyebaran di Asia yang Kini Menjangkit Filipina

Ilustrasi virus mpox yang kini menjangkit Filipina. (freepik.com)

Filipina baru saja mengonfirmasi kasus baru virus mpox, yang pertama terdeteksi sejak Desember tahun lalu.

Menurut Departemen Kesehatan (DOH) pada Senin (19 Agustus 2024), saat ini pihak berwenang sedang menunggu hasil tes laboratorium untuk memastikan jenis strain virus tersebut.

Pasien yang terjangkit adalah seorang pria berusia 33 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Kekhawatiran meningkat karena varian baru virus ini dilaporkan lebih mudah menyebar melalui kontak dekat sehari-hari.

Kasus varian baru ini telah dikonfirmasi di Swedia pada Kamis lalu (15 Agustus 2024) yang dikaitkan dengan wabah yang semakin meluas di Afrika.

Di Pakistan, sebuah kasus mpox juga telah ditemukan pada seorang pasien yang baru kembali dari negara Teluk, namun jenis strain virusnya belum diketahui.

Dengan kasus baru ini, Filipina kini telah mencatat total sepuluh kasus mpox yang dikonfirmasi melalui laboratorium sejak kasus pertama ditemukan pada Juli 2022.

Gejala yang dialami pasien ini muncul lebih dari seminggu yang lalu, diawali dengan demam yang diikuti oleh ruam khas yang muncul di wajah, punggung, tengkuk, dada, selangkangan, serta telapak tangan dan kaki.

Siapa yang Paling Rentan Terkena Mpox?

Ilustrasi ibu hamil yang rentan dengan virus mpox atau cacar monyet. (freepik.com)

Clade 1 dari mpox dikenal lebih berbahaya bagi kelompok tertentu seperti anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Clade 1b, varian yang baru-baru ini muncul, sebagian besar menyebar melalui kontak seksual dan lebih sering menginfeksi orang dewasa muda.

Namun, virus ini juga dapat menyebar melalui kontak non-seksual, seperti di antara anak-anak yang bermain bersama di sekolah.

Tingkat kematian akibat clade 1b diperkirakan mencapai 3,6 persen, dengan bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi.

Wilayah yang Terdampak

Ilustrasi peta penyebaran wabah virus mpox dari Afrika ke Asia. (freepik.com)

Tahun ini, jumlah kasus mpox yang dilaporkan lebih banyak dibandingkan tahun 2023. Sebagian besar kasus baru terjadi di Kongo, di mana 548 orang telah meninggal dunia hingga saat ini.

Negara-negara yang sebelumnya tidak terdampak seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda juga mulai melaporkan wabah mpox. Meskipun demikian, WHO menyatakan belum ada laporan kematian di negara-negara tersebut. Sementara itu, Nigeria melaporkan 39 kasus mpox dengan strain yang lebih ringan tahun ini.

Ketersediaan Vaksin Mpox

Ilustrasi vaksin virus mpox. (freepik.com)

Saat mpox menyebar secara global pada tahun 2022, vaksin digunakan di Eropa dan Amerika Utara untuk membantu mengendalikan wabah.

Namun, distribusi vaksin ini belum merata, terutama di negara-negara Afrika yang paling terdampak. Departemen Kesehatan AS baru-baru ini menyatakan akan menyumbangkan 50.000 dosis vaksin mpox ke Kongo.

Selain itu, Africa mengumumkan kesepakatan dengan Uni Eropa dan produsen obat Bavarian Nordic untuk mendistribusikan 200.000 dosis vaksin di seluruh benua Afrika. Meskipun demikian, jumlah tersebut masih jauh dari cukup dan Afrika perlu mendapatkan tambahan 10 juta dosis vaksin.

Demikian beberapa penjelasan mengenai fakta wabah virus mpox yang kini sedang meningkat di Afrika hingga Filipina.

Penyebaran varian virus yang lebih mematikan di luar Afrika menunjukkan perlunya kerja sama global untuk mengendalikan situasi ini. Upaya distribusi vaksin dan peningkatan kesiapsiagaan menjadicara untuk mencegah wabah ini meluas ke seluruh dunia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com