INDOZONE.ID - Penggunaan gas air mata menjadi semakin umum di berbagai negara untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa.
Meskipun umumnya dianggap sebagai cara yang efektif, ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kesehatan.
Berikut dampak gas air mata pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan kematian:
Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata adalah campuran bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada kulit, sistem pernapasan, dan mata. Meskipun disebut "gas," sebenarnya gas air mata adalah serbuk bertekanan yang membentuk kabut ketika disebarkan.
Jenis gas air mata yang paling umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (CS gas), yang pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika pada tahun 1928 dan diadopsi oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1959 untuk mengendalikan kerusuhan.
Gas air mata juga pernah digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I. Namun, penggunaannya dalam perang kini dilarang oleh perjanjian internasional yang ditandatangani oleh sebagian besar negara pada tahun 1993.
Meskipun begitu, penggunaannya untuk pengendalian kerusuhan tetap diperbolehkan di banyak negara.
Bagaimana Gas Air Mata Berdampak Tubuh Manusia?
Paparan gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Zat kimia dalam gas air mata berikatan dengan reseptor rasa sakit di tubuh, menyebabkan rasa sakit dan sensasi terbakar.
Tingkat keparahan gejala yang dialami seseorang setelah terpapar gas air mata dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk apakah paparan terjadi di dalam ruang tertutup atau terbuka, seberapa banyak gas yang digunakan, serta jarak orang tersebut dari sumber gas.
Gejala pada Mata
Segera setelah terpapar gas air mata, seseorang bisa mengalami berbagai gejala pada mata, termasuk:
- Mata berair
- Kelopak mata menutup secara tidak sengaja
- Rasa gatal dan terbakar
- Penglihatan kabur
- Luka bakar kimia
Paparan jangka panjang atau dalam jarak dekat bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti kebutaan, pendarahan, kerusakan saraf, dan katarak.
Gejala pada Sistem Pernapasan dan Pencernaan
Menghirup gas air mata dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala yang parah, seperti gagal napas. Gejala lainnya meliputi batuk, sesak napas, mual, muntah, dan diare.
Gejala pada Kulit
Kontak gas air mata dengan kulit yang terbuka dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit, yang dalam kasus parah dapat berlangsung selama beberapa hari. Gejala lainnya termasuk kulit merah, gatal, dan luka bakar kimia.
Gejala Lain
Paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Gas air mata juga dapat meningkatkan detak jantung atau tekanan darah, yang berpotensi menyebabkan serangan jantung atau kematian pada orang dengan kondisi jantung yang sudah ada.
Demikian beberapa penjelasan dampak gas air mata pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan kematian. Gas air mata sering digunakan oleh penegak hukum untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa.
Meskipun umumnya dianggap sebagai metode yang aman, ada beberapa kekhawatiran mengenai dampaknya, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Kebanyakan orang pulih dari paparan gas air mata tanpa masalah serius, namun paparan dalam dosis besar atau pada orang dengan kondisi medis yang ada dapat menyebabkan gejala parah, termasuk gagal napas, kebutaan, dan bahkan kematian.
Jika anda terpapar gas air mata, segera cari bantuan medis untuk penanganan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com