INDOZONE.ID - Inggris bersiap untuk melarang vape sekali pakai mulai 1 Juni 2025.
Kebijakan ini bukan hanya untuk melindungi anak-anak dari potensi bahaya kesehatan, tetapi juga sebagai upaya untuk mengurangi limbah plastik yang merusak lingkungan. Berikut penjelasannya.
Perlindungan Kesehatan Anak dari Vape Sekali Pakai
Langkah ini diambil mengingat meningkatnya jumlah anak-anak yang tertarik menggunakan vape sekali pakai, yang sering kali dikemas dengan warna mencolok dan rasa manis seperti permen karet dan gula kapas.
Menteri Kesehatan Inggris, Andrew Gwynne, mengungkapkan bahwa penggunaan vape di kalangan anak usia 11 hingga 15 tahun sangat mengkhawatirkan.
Berdasarkan data, sebanyak seperempat dari anak-anak usia ini telah mencoba vape, dan mayoritas dari mereka memilih jenis vape sekali pakai.
Dengan adanya larangan ini, pemerintah berharap dapat mengurangi akses anak-anak pada produk yang merugikan kesehatan tersebut.
Baca Juga: Benarkah Vape Bisa Menyebabkan Penuaan Dini? Ini Faktanya!
Menekan Dampak Lingkungan dari Limbah Vape Sekali Pakai
Selain risiko kesehatan, vape sekali pakai juga memberikan dampak besar terhadap lingkungan.
Di Inggris, lebih dari 40 ton lithium (bahan yang digunakan dalam baterai vape) yang dibuang bersama dengan perangkat vape setiap tahunnya.
Limbah ini merusak lingkungan dan menghabiskan sumber daya berharga. Menteri Lingkungan, Mary Creagh, menyoroti bahwa larangan ini diharapkan dapat membantu mengurangi budaya sekali pakai yang berdampak negatif bagi ekosistem.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Vape yang Jadi Ancaman Baru bagi Kesehatan Mental Remaja
Respons Terhadap Kritikan “Nanny State”
Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya pandangan bahwa negara terlalu ikut campur dalam kehidupan masyarakat.
Perdana Menteri Sir Keir Starmer menyadari adanya kritik ini, tetapi menyatakan kesiapannya untuk bersikap tegas demi melindungi kesehatan masyarakat.
Selain larangan vape sekali pakai, pemerintah juga mempertimbangkan larangan merokok di area terbuka, termasuk di taman dan pub, sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk mengurangi kebiasaan merokok di Inggris.
Dampak Ekonomi dan Kebijakan Kedepannya
Vape sekali pakai saat ini memiliki harga jual antara £3 hingga £10 (Rp61 ribu – Rp169 ribu), dengan industri vape bernilai sekitar £2,8 miliar (Rp47 triliun) di Inggris.
Meskipun larangan ini dapat berdampak pada industri tersebut, mantan Perdana Menteri Rishi Sunak telah lama mendukung kebijakan ini setelah data menunjukkan peningkatan drastis pada penggunaan vape di kalangan anak-anak.
Partai Buruh juga mulai mempertimbangkan kebijakan ini dengan serius, terutama setelah kemenangan besar mereka pada bulan Juli, meskipun tidak secara eksplisit memasukkannya ke dalam manifesto pemilu.
Larangan vape sekali pakai adalah bagian dari upaya Inggris untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi muda dan menjaga kelestarian lingkungan.
Kebijakan ini diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat serta mengurangi angka perokok di masa depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Thesun.co.uk