INDOZONE.ID - Generasi Z, kelompok individu yang lahir pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah mencuri perhatian terutama dalam perubahan budaya konsumsi di Indonesia.
Fenomena yang sangat mencolok yakni gaya hidup konsumtif Generasi Z terlihat dari peningkatan signifikan dalam pengeluaran untuk barang-barang dan layanan yang tidak selalu kebutuhan pokok.
Yang terbaru, Gen Z saat ini umumnya menggunakan rokok elektrik atau biasa disebut vape. Kini vape menjadi gaya hidup bagi sebagian orang.
Kepercayaan bahwa vape lebih aman daripada rokok tembakau adalah hal yang salah. Pasalnya, vape juga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin, formaldehida, akrolein, asetaldehida, vitamin E asetat, dan logam berat.
Berbagai zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dan akan mengalami efek samping vape, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Minuman yang Dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Musim Penyakit
Informasi tersebut diperjelas dengan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS yang menyatakan usia 18 hingga 24 tahun diduga paling banyak menggunakan rokok elektrik di antara semua orang dewasa, dibandingkan dengan orang dewasa berusia 45 tahun ke atas yang umumnya memilih rokok biasa.
Ilustrasi orang ngevape (Freepik/ArthurHidden)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyatakan bahwa rokok elektronik adalah salah satu Hasil Produk Tembakau Lain (HPTL) atau sintetiknya dengan atau tanpa nikotin dan penambah rasa yang digunakan dengan cara menghisap uap pemanas atau cairan dari alat pemanas elektronik.
Bentuk dari rokok elektronik tersebut juga beragam. Mulai dari vape, pod, vapour, electrosmoke dan lain sebagainya.
Baca Juga: Inilah Manfaat Diet ala Orang Jepang, Kamu Mau Coba?
Prof Agus Dwi Susanto, selaku Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menyatakan bahwa kebanyakan dari mereka menggunakan vape disebut dilatarbelakangi empat hal ini. Pertama, menganggap kadar nikotin lebih rendah dari rokok konvensional. Ada sekitar 76,7 persen atau 719 dari 937 subjek dalam riset survey di 2021 memiliki anggapan tersebut.
Kenaikan pengguna rokok elektrik terus meningkat di Indonesia. Kenaikannya mencapai 100 persen jika dibandingkan dengan 2011, yang 'hanya' 0,3 persen. Sementara di 2018, berada di angka 10,9 persen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eprints.ums.ac.id