Sejarah Perjuangan Dokter Pribumi: VIG dan Awal Kebangkitan Nasionalisme Kedokteran Indonesia
INDOZONE.ID - Pada tahun 1911, didirikan sebuah organisasi dokter yang dikenal dengan nama Vereniging van Indische Artsen yang diketuai oleh dr. J.A. Kayadu.
Nama organisasi ini kemudian diubah menjadi Vereniging van Indonesische Geneeskundigen (VIG) pada tahun 1926.
Menurut Prof. Bahder Djohan (Sekretaris VIG, 1928-1938), perubahan nama tersebut didasari oleh landasan politik yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme.
Dalam konteks ini, dokter pribumi dianggap berada pada posisi yang lebih rendah dibandingkan dokter Belanda, sehingga kata Indische diubah menjadi Indonesische.
Pergantian nama ini memberikan arti bahwa dokter Indonesia telah mengakui persatuan Indonesia.
Baca Juga: Menelusuri Sejarah Pengobatan Tradisional India Ayurveda dan Datangnya Akupuntur dari China
VIG memiliki tujuan yaitu menyuarakan aspirasi dokter, di mana pada masa itu persoalan yang pokok adalah memperjuangkan kesetaraan antara dokter pribumi dengan dokter Belanda dari segi kualitasnya.
Dokter pribumi seringkali mendapatkan perlakukan dan hak yang tidak setara dibandingkan dengan dokter Belanda. Sebagai contoh, dalam hal gaji, dokter pribumi hanya menerima 50 persen dari gaji dokter Belanda.
Selain itu, posisi jabatannya juga tidak bisa disamakan dengan dokter Belanda.
Dokter pribumi juga mengalami keterbatasan dalam mengakses literatur medis. Geneeskundige Tjidschrif voor Nederlandsch-Indie (GTNI), yang merupakan majalah kedokteran, hanya dapat diakses oleh dokter Belanda atau pejabat kesehatan.
Pembatasan akses ini menghalangi dokter pribumi untuk memperluas pengetahuan mereka. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam berlangganan koran, karena minimnya gaji yang mereka terima.
Pada 1940, VIG mengadakan kongres di Solo. Salah satu hasil kongres tersebut adalah diberikannya tugas kepada Prof. Bahder Djohan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran.
Baca Juga: 24 Oktober 2024 Diperingati sebagai Hari Dokter Nasional: Ini Sejarah dan Cara Memperingatinya!
Perjuangan untuk mencapai kesetaraan kedudukan akhirnya membuahkan hasil. Salah satu pencapaiannya adalah peningkatan gaji dokter pribumi dari 50 persen menjadi 70 persen gaji dokter Belanda.
Selain itu, dokter pribumi juga diberikan prioritas pertama untuk diangkat sebagai asisten dokter Belanda.
Namun, tiga tahun kemudian, pada 1943, VIG dibubarkan saat pendudukan Jepang, dan digantikan perannya oleh Jawa Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter Jawa) yang menandai lahirnya Ikatan Dokter Indonesia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: IDI Jakpus