INDOZONE.ID - Indonesia kini menjadi negara dengan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tertinggi di kawasan Asia Pasifik pada 2024.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, batas konsumsi gula yang disarankan adalah maksimal 10% dari total kalori harian, sekitar 50 gram atau 4 sendok makan gula.
Namun, data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa hampir separuh penduduk Indonesia berusia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari.
Minuman yang dimaksud antara lain soda, minuman energi, jus kemasan, serta teh dan kopi kekinian.
Tanda Konsumsi Gula Berlebihan
Kelebihan konsumsi gula dari minuman manis ini bisa menimbulkan dampak serius pada kesehatan.
Gula yang berlebihan dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan gula darah, yang memicu berbagai masalah kesehatan. Kenali beberapa tanda yang menunjukkan tubuh kamu mungkin kelebihan gula:
- Mudah merasa lelah dan lapar.
- Penglihatan kabur.
- Gerakan tubuh lebih lambat.
- Terus ingin makan makanan manis.
- Luka sulit sembuh.
Baca Juga: Tips Memilih Susu Formula yang Aman untuk Anak, Meski Ada Kandungan Gula
Ilustrasi minuman manis penyebab kolesterol tinggi. (freepik.com)
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula Berlebihan
Sebenarnya, gula sudah terkandung dalam makanan sehari-hari, terutama dari karbohidrat. Gula berfungsi sebagai sumber energi.
Namun, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak yang pada akhirnya memicu berbagai masalah kesehatan.
Apa saja dampak negatif mengonsumsi gula dan minuman manis berlebihan? Berikut beberapa di antaranya:
Obesitas
Kelebihan gula akan disimpan tubuh sebagai cadangan kalori. Jika tidak digunakan, cadangan ini akan berubah menjadi lemak.
Ini bisa mengganggu sistem tubuh dalam mengenali rasa kenyang, yang membuat kita terus merasa lapar dan akhirnya makan berlebihan. Ini bisa berujung pada obesitas.
Baca Juga: Hubungan Antara Gula dan Rasa Lapar yang Berlebihan
Penyakit Jantung
Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung. Gula berlebih juga bisa meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, dan peradangan kronis, yang semuanya berkontribusi pada masalah jantung.
Diabetes Melitus
Kelebihan gula dalam darah dapat merusak fungsi insulin dan memicu resistensi insulin. Jika kondisi ini terus terjadi, bisa menyebabkan Diabetes Melitus tipe 2.
Gigi Berlubang
Makanan dan minuman manis yang tersisa di mulut akan dicerna oleh bakteri, yang kemudian menghasilkan asam.
Asam ini bisa mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan karies atau gigi berlubang.
Penyakit Lemak Hati (NAFLD)
Fruktosa, yang merupakan salah satu jenis gula, akan dipecah di hati.
Asupan fruktosa yang berlebih dapat menyebabkan penumpukan lemak pada hati dan akhirnya berkembang menjadi penyakit hati berlemak (NAFLD).
Baca Juga: Begini Cara Penyajian Nasi Putih yang Aman untuk Kadar Gula Darah
Kerusakan pada Kulit
Kelebihan gula dapat menyebabkan kulit cepat menua. Molekul gula akan menempel pada protein kulit, mengurangi elastisitas dan kekenyalan kulit.
Penyakit Kanker
Konsumsi gula berlebihan berisiko meningkatkan peradangan, obesitas, dan potensi terkena kanker, seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker pankreas.
Kerusakan pada Ginjal
Gula berlebih yang berujung pada diabetes melitus bisa mempengaruhi fungsi ginjal. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan gagal ginjal, yang menyebabkan semakin banyaknya orang yang perlu cuci darah, bahkan di usia muda.
Cara Mencegah Konsumsi Gula Berlebihan
Ada berbagai cara mencegah konsumsi gula berlebihan agar membuat tubuh lebih sehat, beberapa di antaranya kamu mengurangi mengonsumsi makanan atau minuman manis serta atur pola makan. Mari kita bahas:
Baca Label Makanan
Selalu periksa label informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman. Ini akan memberi tahu kamu berapa banyak kandungan gula dalam satu sajian.
Waspadai gula tambahan yang sering disebut dengan istilah berbeda seperti fruktosa, gula tebu, atau sirup jagung.
Baca Juga: 5 Manfaat dan Efek Samping Minum Kopi Pahit Tanpa Gula Setiap Hari
Pilih Makanan dan Minuman dengan Pemanis Alami
Pilih produk yang tidak mengandung pemanis tambahan.
Beberapa contoh makanan dengan pemanis alami adalah oatmeal, susu kedelai, atau buah-buahan segar.
Kombinasikan Gula dengan Makanan Lain
Untuk menstabilkan kadar gula darah, kombinasikan makanan manis dengan sumber protein, serat, dan lemak sehat.
Misalnya, padukan sereal atau oatmeal dengan susu, telur, atau buah.
Biasakan Pola Makan Rendah Gula
Cobalah untuk memasukkan pola makan rendah gula ke dalam kebiasaan sehari-hari.
Kurangi konsumsi karbohidrat, dan tingkatkan asupan serat serta protein dari sayuran, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Kemenkes