Sabtu, 21 DESEMBER 2024 • 16:30 WIB

Vaksin TB Masuki Tahap Uji Klinis di Akhir 2024

Author

Ilustrasi orang terkena penyakit tuberkulosis (TBC). (Freepik/8photo)

INDOZONE.ID - Pasien TB jumlahnya terus meningkat sehingga perlu dilakukan pencegahan masif. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyerukan dukungan investasi agar vaksin Tuberkulosis (TB) dapat tersedia untuk produksi massal pada tahun 2028. Ia mendukung uji klinis vaksin TB M72, hasil pengembangan GSK dan Gates Foundation. 

"Ketersediaan vaksin TB, seperti halnya vaksin covid-19, akan menjadi game changer untuk mengakhiri penyakit yang telah menjadi ancaman kesehatan selama berabad-abad," kata Menkes Budi, dalam keterangannya.

Menkes Budi dan Direksi GSK. (GSK)

Baca Juga: Inilah Perbedaan Antara TB Paru dan TBC Berikut Ulasannya!

Selain TB, cukup banyak penyakit paru lainnya yang perlu dicegah. Seperti pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Asma, yang diharapkan dapat menekan angka rawat inap dan mengurangi biaya ekonomi akibat komplikasi penyakit pernapasan tersebut.

Seiring dengan upaya mencegah penyakit menular melalui vaksinasi, tantangan besar masih dihadapi juga oleh para penyintas tuberkulosis (TB) yaitu merembet kepada penyakit paru kronis terkait TB atau dikenal dengan Post TB-Lung Disease (PTLD).

Menurut WHO, dari hampir 66 juta orang yang berhasil selamat dari TB antara tahun 2000-2020, lebih dari setengahnya mengalami dampak jangka panjang seperti PTLD, yang menjadi salah satu penyebab utama penyakit paru kronis. Kondisi ini menurunkan kualitas hidup pasien dengan gejala gangguan pernapasan dan masalah psikososial.

Maka pencegahan melalui vaksinasi untuk mengurangi risiko infeksi tambahan pada pasien dengan PTLD. Seperti vaksin Herpes Zoster dan RSV penting untuk membantu meningkatkan kualitas hidup.

General Manager & Presiden Direktur GSK Indonesia Manish Munot mengatakan, pengembangan vaksin inovatif menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun hal ini harus diiringi oleh sistem pendukung yang kuat agar inovasi tersebut dapat diimplementasikan secara luas dan efektif.

“Salah satu upaya untuk meningkatkan kapabilitas peneliti lokal di bidang kesehatan, yang memberikan akses fasilitas, pelatihan internasional, serta mendorong kolaborasi ilmiah,” ujarnya dalam acara Kongres Dunia tentang Kesehatan Paru(World Lung Congress) di Bali bersama GSK Indonesia, GSK Global Health, dan Kemenkes RI.

Baca Juga: Perokok Berisiko Tinggi Kena TB hingga Picu Kematian

Pihaknya juga berambisi untuk terus memberikan dampak positif kesehatan pada lebih dari 2,5 miliar pasien di seluruh dunia. Salah satunya berkontribusi uji kliniks vaksin untuk melindungi semua tahapan kehidupan, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut.

Manish menambahkan, setidaknya ada satu inovasi produk setiap 6 bulan sepanjang 2024 untuk memperluas akses terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif bagi pasien. Termasuk pengobatan untuk PPOK dan Asma, percepatan ketersediaan vaksin inovatif untuk pencegahan penyakit menular pada semua usia.

"Khususnya untuk kelompok rentan beresiko tinggi seperti lanjut usia(lansia), pasien dengan riwayat penyakit penyerta atau kondisi imunokompromais,” imbuhnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir