Rabu, 05 MARET 2025 • 20:31 WIB

Kenapa Kepala Pusing di Ketinggian? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Author

Ilustrasi kepala pusing. (Pixabay)

INDOZONE.ID - Mendaki gunung atau berkunjung ke daerah tinggi sering diikuti sakit kepala. Kenapa ini terjadi? Simak penjelasan medis dan solusinya!

Penyebab Utama Pusing di Ketinggian

Kondisi ini disebut acute mountain sickness (AMS), terjadi karena tubuh tidak bisa beradaptasi dengan kadar oksigen rendah di ketinggian (>2.500 mdpl).

Baca Juga: Merasa Pusing Setelah Bangun Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Berikut penyebabnya:

1. Tekanan Oksigen Rendah

Di ketinggian, udara lebih tipis, sehingga tubuh kesulitan menyerap oksigen (Mayo Clinic).

2. Pelebaran Pembuluh Darah Otak

Respons tubuh untuk meningkatkan aliran oksigen ke otak, tapi menyebabkan pembengkakan dan nyeri kepala.

3. Dehidrasi

Udara kering di dataran tinggi mempercepat penguapan cairan tubuh.

Baca Juga: Pernahkah Anda Merasa Pusing Saat Menstruasi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Gejala Lain yang Menyertai

Selain pusing, AMS bisa menyebabkan:

  • Mual/muntah
  • Lemas dan sulit tidur
  • Napas pendek

Cara Mencegah dan Mengatasi

1. Aklimatisasi

Naik secara bertahap. Jangan langsung ke ketinggian >3.000 mdpl tanpa adaptasi 1-2 hari.

2. Hidrasi

Minum 3-4 liter air per hari. Hindari alkohol dan kafein yang memperparah dehidrasi.

3. Obat-Obatan

  • Acetazolamide, Meningkatkan laju pernapasan untuk adaptasi oksigen (rekomendasi CDC).
  • Ibuprofen, Redakan nyeri kepala ringan.

4. Turun Jika Gejala Parah

Jika pusing disertai sesak napas atau kebingungan, segera turun ke ketinggian lebih rendah.

Fakta Menarik

25% orang mengalami AMS di ketinggian 2.400 mdpl, dan 42% di atas 3.000 mdpl berdasarkan Studi High Altitude Medicine & Biology.

Jadi pusing di ketinggian adalah respons alami tubuh. Lakukan pencegahan dengan aklimatisasi dan hidrasi, serta jangan ragu turun jika gejala memburuk!


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Healthline