INDOZONE.ID - Konjungtivitis yang lebih dikenal sebagai ‘mata merah’, merupakan peradangan atau pembengkakan pada konjungtiva, yaitu lapisan tipis dan transparan yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan menutupi bagian putih mata.
Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi. Namun, berikut penjelasan lebih mendalam mengenai gejala, penyebab, hingga cara penanganan mata merah, dikutip dari situs American Optometric Association.
Penyebab dan Faktor Risiko
Konjungtivitis alias mata merah, dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu konjungtivitis alergi, infeksi, dan kimia. Masing-masing jenis memiliki penyebab yang berbeda.
1. Konjungtivitis Alergi
Biasanya terjadi pada individu dengan riwayat alergi musiman. Reaksi terjadi saat mata terpapar alergen tertentu.
- Konjungtivitis papiler raksasa adalah bentuk khusus konjungtivitis alergi akibat adanya benda asing di mata, seperti lensa kontak keras, lensa lunak yang jarang diganti, benang jahitan terbuka di permukaan mata, atau mata palsu.
2. Konjungtivitis Infeksi
- Konjungtivitis bakteri: Umumnya disebabkan oleh bakteri stafilokokus atau streptokokus dari kulit atau sistem pernapasan. Kontak langsung dengan orang lain, kebersihan tangan yang buruk, atau penggunaan kosmetik mata yang terkontaminasi juga bisa menjadi penyebab.
- Konjungtivitis virus: Biasanya terkait dengan virus flu. Penularan bisa terjadi melalui percikan batuk atau bersin, bahkan dari hidung melalui saluran air mata.
- Oftalmia neonatorum: adalah konjungtivitis bakteri berat yang menyerang bayi baru lahir akibat paparan klamidia atau gonore saat persalinan. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan mata permanen jika tidak segera ditangani.
3. Konjungtivitis Kimia
Terjadi akibat paparan zat iritan seperti polusi udara, klorin di kolam renang, atau bahan kimia beracun.
Baca Juga: Hati-hati! Sindrom Penglihatan Komputer Bisa Ganggu Mata Akibat Layar Digital
Gejala
Gejala bervariasi tergantung penyebabnya. Pada konjungtivitis alergi, biasanya muncul keluarnya cairan bening, kemerahan ringan, dan gatal. Pada konjungtivitis bakteri, muncul cairan kuning atau hijau yang kental, kelopak mata bengkak, serta rasa tidak nyaman.
Konjungtivitis virus umumnya disertai rasa seperti ada pasir di mata dan sensitivitas terhadap cahaya.
Diagnosis
Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan mata menyeluruh oleh dokter optometri, meliputi:
- Riwayat medis dan gejala pasien.
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan.
- Evaluasi konjungtiva dan jaringan luar mata.
- Pemeriksaan struktur dalam mata.
- Pengambilan sampel bila diperlukan, terutama untuk kasus kronis atau yang tidak membaik dengan pengobatan.
Penanganan
Tujuan utama pengobatan konjungtivitis adalah:
- Mengurangi ketidaknyamanan pasien.
- Mempercepat penyembuhan.
- Mencegah penularan (pada jenis yang menular).
a. Konjungtivitis Alergi
Hindari alergen penyebab. Kompres dingin dan air mata buatan bisa membantu. Dalam kasus berat, dokter dapat meresepkan tetes mata antihistamin, antiinflamasi nonsteroid, atau steroid topikal.
b. Konjungtivitis Infeksi
- Bakteri: Diobati dengan antibiotik tetes atau salep mata. Harus dihabiskan meski gejala membaik.
- Virus: Tidak ada pengobatan khusus. Seperti flu biasa, infeksi virus harus sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Kompres dingin dan air mata buatan dapat membantu meringankan gejala. Pada kasus berat, dokter dapat memberikan tetes mata steroid untuk mengurangi peradangan.
c. Konjungtivitis Kimia
Segera cuci mata dengan larutan saline atau air mengalir. Luka bakar kimia berat (seperti akibat alkali) adalah kondisi darurat medis yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata.
Baca Juga: Kenali Chalazion: Benjolan pada Kelopak Mata yang Sering Disangka Bintitan
Pencegahan
Untuk menghindari mata merah, kamu perlu melakukan pencegahan. Beberapa di antaranya:
- Cuci tangan secara rutin.
- Hindari menyentuh mata dengan tangan.
- Jangan berbagi handuk atau kosmetik mata.
- Gunakan dan rawat lensa kontak dengan benar.
- Segera temui dokter mata jika mengalami gejala mata merah.
Penanganan Mandiri
Jika kamu mengalami mata merah yang masih bisa diatasi sendiri, cobalah lakukan perawatan mandiri di bawah ini:
- Kompres hangat pada konjungtivitis bakteri atau virus.
- Kompres dingin untuk konjungtivitis alergi.
- Tetes mata antihistamin dan pelumas dapat meredakan gejala alergi.
Jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada konjungtivitis, segera periksakan diri ke dokter mata, agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: American Optometric Association