Rabu, 18 JUNI 2025 • 16:45 WIB

Curhat ke ChatGPT Bisa Bantu Kesehatan Mental? Ini Kata Psikolog

Author

Ilustrasi curhat ke ChatGPT 

INDOZONE.ID - Pernah kepikiran buat curhat ke AI kayak ChatGPT saat lagi down, cemas, atau cuma butuh teman ngobrol? Nggak aneh, kok. 

Di zaman digital kayak sekarang, banyak orang mulai cari pelarian ke chatbot untuk sekadar didengar apalagi kalau akses ke psikolog terasa jauh, mahal, atau bikin sungkan.

Tapi apakah curhat ke ChatGPT beneran bisa bantu kesehatan mental? Yuk, kita kupas bareng apa kata psikolog dan hasil penelitian terbaru soal ini.

Baca juga: Fresh Graduate Wajib Tahu! 5 Penyebab Belum Diterima Kerja

ChatGPT: Teman Virtual yang Siap Dengerin 24/7

Salah satu keunggulan utama ChatGPT adalah aksesibilitas. Bisa diakses kapan aja, tanpa perlu janji temu, tanpa takut dihakimi. Nggak heran kalau banyak orang terutama generasi muda merasa lebih nyaman "ngobrol" sama AI daripada manusia.

Menurut penelitian Paolo Raile (2025), ChatGPT mampu memberikan respon yang terdengar empatik, menyarankan teknik coping sederhana seperti mindfulness, journaling, atau teknik pernapasan. 

Bahkan, AI ini bisa bantu pecah masalah besar jadi langkah-langkah kecil yang lebih gampang ditangani.

“Kadang, kita cuma butuh didengar. Dan ChatGPT bisa jadi tempat aman buat melakukannya,” kata Raile dalam penelitiannya.

Baca juga: Ngobrol sama Orang Tua Bawaannya Emosi Terus? Mungkin Ini Alasannya!

Tapi ChatGPT Bukan Pengganti Psikolog

Sekeren apapun jawabannya, ChatGPT tetap bukan psikolog sungguhan. Dia nggak tahu cerita hidupmu secara utuh, jadi tetap harus hati-hati pakainya. 

Apalagi kalau masalah yang kamu alami udah masuk kategori serius kayak depresi berat, trauma, atau gangguan kepribadian.

Yang jadi perhatian utama dari penelitian tersebut adalah bias ChatGPT yang terlalu condong ke terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy). 

Faktanya, di dunia terapi profesional, ada beragam pendekatan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Mulai dari terapi humanistik, psikodinamik, Gestalt, logoterapi, dan masih banyak lainnya.

Kalau kamu nggak ngerti teori psikologi, bisa jadi kamu nganggep bahwa satu-satunya cara sembuh ya cuma lewat CBT. Padahal belum tentu cocok buat semua orang.

Baca juga: 17 Caption Singkat Tentang Sunrise, Simpel Tapi Kena di Hati!

Manfaat Curhat ke ChatGPT (Kalau Tahu Batasannya)

Meski nggak bisa jadi solusi utama, ChatGPT tetap punya peran yang bisa bantu kamu di saat-saat tertentu. Buat beberapa kondisi ringan atau saat kamu cuma pengen ngobrol tanpa tekanan, AI ini bisa jadi alat bantu yang oke. 

Berikut beberapa manfaatnya seperti membantu refleksi diri. Jawaban ChatGPT bisa memancing kamu mikir lebih dalam soal apa yang sebenarnya kamu rasain.

Menawarkan strategi coping umum, misalnya teknik relaksasi, afirmasi diri, atau cara mengelola kecemasan ringan. dan memberi info dasar soal kesehatan mental. Cocok buat kamu yang lagi cari tahu soal istilah-istilah kayak burnout, overthinking, atau inner child.

Baca juga: Cuaca Labil, Kulit Stabil: Tips Simpel Jaga Kulit di Musim Kemarau Basah

Catatan Etika dan Risiko: Jangan Lupa Ini, ya!

Yang perlu diwaspadai adalah anggapan bahwa ChatGPT bisa mengganti peran psikolog. Ini berbahaya, terutama kalau kamu mulai mengandalkan AI sebagai satu-satunya tempat untuk menyelesaikan masalah emosional.

Psikolog dari University of Georgia juga mengingatkan soal akuntabilitas dan validitas informasi dari AI. Karena ChatGPT nggak terus-terusan diupdate dari praktik klinis, ada kemungkinan saran yang kamu dapatkan udah nggak relevan atau bahkan keliru.

Baca juga: Baru 2 Hari Jadi PNS Kejagung, Pria Ini Syok Lihat Tumpukan Duit Rp11,8 Triliun Hasil Korupsi Wilmar Group

Jadi, Boleh Curhat ke ChatGPT?

Boleh banget, asal kamu tahu batasnya. Kalau kamu cuma pengen ngobrol, nanya hal-hal umum soal kesehatan mental, atau cari insight ringan, ChatGPT bisa jadi “teman virtual” yang cukup menyenangkan.

Tapi kalau kamu ngerasa makin tertekan, punya trauma masa lalu, atau muncul pikiran menyakiti diri sendiri, jangan ragu untuk cari bantuan profesional. 

Curhat ke manusia yang terlatih kayak psikolog, psikiater, atau konselor adalah langkah terbaik buat menjaga kesehatan mental kamu.

Di tengah lonjakan masalah kesehatan mental dan keterbatasan akses terapi, AI kayak ChatGPT hadir sebagai opsi alternatif yang menarik. Bukan buat gantiin terapis, tapi buat melengkapi. 

Kalau digunakan dengan bijak, kamu bisa dapet manfaatnya minimal sebagai tempat aman untuk curhat tanpa takut dihakimi.

Dan ingat, jalan menuju sembuh itu bukan tentang siapa yang kamu ajak bicara, tapi bagaimana kamu mengenali dan menghadapi perasaanmu. Baik itu lewat kata-kata AI, teman dekat, atau profesional.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Psychologytoday.com, Nature.com