Rabu, 08 JANUARI 2025 • 15:20 WIB

Mengenal Efek Diderot, Fenomena Konsumerisme yang Tak Puas Belanja dan Cara Mengatasinya

Author

Ilustrasi Belanja di mall. (Foto oleh freestocks.org dari Pexels)

INDOZONE.ID - Efek diderot merupakan suatu efek disebabkan oleh barang baru yang sering kali menciptakan rantai konsumsi untuk membeli barang yang lebih banyak.

Pada akhirnya, barang-barang tersebut membuat kita tidak pernah puas atau merasa bahagia.

Istilah efek diderot berasal dari seorang filsuf Prancis bernama Denis Diderot yang selama hidupnya dilanda kemiskinan, namun berubah pada tahun 1765.

Pada saat itu, Diderot yang berusia 52 tahun akan menikahkan putrinya. Hanya saja, Diderot tidak mampu menyediakan mas kawin yang cukup.

Meskipun hidup dalam kemiskinan, Diderot merupakan seorang pendiri dan penulis Encyclopédie, salah satu ensiklopedia terlengkap pada masa itu.

Ketika Catherine yang Agung, Permaisuri Rusia, mendengar tentang kesulitan keuangan Diderot, ia menawarkan untuk membeli perpustakaan darinya seharga 1.000 Pounds, yang kira-kira setara dengan $50.000.

Dari sini, Diderot memperoleh uang untuk pernikahan putrinya bahkan lebih.

Tak lama setelah memperoleh uang tersebut, Diderot memperoleh jubah merah tua yang baru.

Baca Juga: 10 Cara Menghargai Diri Sendiri untuk Merawat Kesehatan Mental

Jubah merah tersebut sangat indah, bahkan begitu indahnya hingga dia menyadari bahwa jubah itu tidak serasi jika dikelilingi barang-barang miliknya yang lain.

Ia mengganti karpet lamanya dengan karpet baru dari Damaskus. Ia mendekorasi rumahnya dengan patung-patung yang indah dan meja dapur yang lebih bagus.

Ia membeli cermin baru untuk diletakkan di atas perapian dan kursi jeraminya diganti dengan kulit.

Penyebab Terjadinya Efek Diderot

Pembelian berlebih yang sebenarnya tak dibutuhkan tersebut dinamakan efek Diderot.

Efek Diderot ini bisa terjadi karena hidup memiliki kecenderungan alami untuk diisi dengan lebih banyak hal.

Seseorang jarang ingin menurunkan, menyederhanakan, menghilangkan, atau mengurangi.

Kecenderungan alami kita adalah selalu mengumpulkan, menambah, meningkatkan, dan membangun.

Hal tersebut selaras dengan sebuah pernyataan dari profesor sosiologi Juliet Schor, bahwa tekanan untuk meningkatkan persediaan barang kita bersifat satu arah dan terus meningkat.

Cara Mengatasi Efek Diderot

Untuk mengurangi efek ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut.

1. Kurangi Paparan

Salah satu cara tercepat untuk mengurangi Efek Diderot adalah dengan menghindari pemicu kebiasaan yang menyebabkannya sejak awal, seperti berhenti melihat maketplace, mematikan notifikasi dari aplikasi online shopping tersebut, dan bertemu teman bukan di tempat berbelanja.

2. Beli Barang Sesuai Kebutuhan

Saat membeli barang, perlu dipikirkan terlebih dahulu apakah benar-benar membutuhkan barang tersebut.

Baca Juga: Waspada! Bahaya Tersembunyi di Balik Struk Belanja, Ini Efeknya

Jika barang tersebut sudah ada, tidak perlu membelinya, atau kalau mau menambahkan 1 barang tersebut masih diperbolehkan.

3. Tetapkan Batasan

Jalani batasan yang sudah ditetapkan sebelumnya, misalnya setiap membeli baju setiap bulannya dibatasi maksimal Rp 300 ribu, tidak boleh melebihi batas tersebut.

4. Beli Satu, Berikan Satu

Setiap membeli barang baru, seperti baju, berikan baju lama kepada orang lain.

Hal ini untuk mencegah jumlah barang yang berlebih.

5. Lewati Satu Bulan Tanpa Beli Barang Baru

Cobalah melewati satu bulan tanpa ada rencana membeli barang baru, jika tidak terlalu dibutuhkan.

6. Lupakan Keinginan Membeli Sesuatu

Seseorang tidak akan merasa puas atau berhenti menginginkan sesuatu. Sadari bahwa keinginan adalah suatu pilihan yang diberikan oleh pikiran, bukan perintah yang harus diikuti.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jamesclear.com