INDOZONE.ID - Mantan personil boyband One Direction, Liam Payne, meninggal dunia pada 16 Oktober 2024 setelah jatuh dari balkon lantai tiga hotelnya yang berada di kota Argentina, Buenos Aires.
Penyebab kematiannya adalah mengidap penyakit polytrauma, hal ini diungkapkan oleh pengadilan Inggris, dilansir dari BBC, pada Kamis (9/1/2025).
Dari kasus ini, kantor kejaksaan Argentina mengungkapkan lima orang telah didakwa sebagai tersangka atas kematian bintang One Direction itu.
Lima orang tersebut, diantaranya adalah Manajer hotel, Gilda Martin, dan resepsionisnya, Esteban Grassi, serta teman Payne, Roger Nores, Ezequiel Pereyra dan Brain Paiz selaku karyawan hotel tersebut.
Lalu, apa itu polytrauma, yang disebut menjadi penyebab Liam Payne meninggal dunia? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Waspada! Kasus HMPV Melonjak Drastis di China-Malaysia, Kenali Gejalanya
Apa Itu Polytrauma?
Polytrauma biasanya terjadi ketika seseorang mengalami cedera pada beberapa bagian tubuh dan sistem organ. Sering kali hal ini terjadi, karena kecelakan atau ledakan yang dialami seseorang.
Dilansir dari Science Direct, dalam bidang medis polytrauma didefinisikan sebagai dua atau lebih cedera, yang salah satunya dapat mengancam jiwa hingga bisa menyebabkan kematian.
Dari cedera tersebut bisa memengaruhi kondisi bagian tubuh seseorang, seperti gangguan fisik, kognitif, psikologis, atau psikososial, hingga kematian.
Terkait apa itu polytrauma yang diduga dialami Liam Payne, tentunya sama dengan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya. Payne mengalami sejumlah cedera di tubuhnya, setelah terjatuh dari lantai 3 balkon hotelnya di Argentina.
Cedera-cedera ini jugalah yang menyebabkan pria berusia 31 tahun tersebut meregang nyawa hingga tak bisa diselamatkan.
Polytrauma memang bisa terjadi karena berbagai insiden mulai dari kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, trauma tumpul, penyerangan, hingga terjatuh dari ketinggian, seperti halnya yang dialami Payne.
Dalam polytrauma, cedera bisa juga terjadi pada otak, sehingga pasien sulit diselamatkan atau bahkan jika bisa selamat, proses rehabilitas akan cukup memakan waktu dan hasilnya pun belum 100 persen bisa normal seperti awalnya.
Baca Juga: Geger! Video RS di China Kewalahan Atasi Pasien Akibat Wabah Penyakit HMPV
Kondisi lain yang bisa terjadi pada pasien polytrauma, selain kematian adalah cedera tulang belakang, luka bakar, nyeri akut, hingga amputasi karena luka yang sangat parah di bagian tubuh tertentu.
Tanda dan Gejala Polytrauma
Pada dasarnya, tidak ada gejala khusus dari polytrauma karena kondisi ini bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh korban.
Gejala langsung yang biasanya terjadi adalah nyeri hebat atau perdarahan dari bagian tubuh yang cedera.
Perdarahan hebat umumnya menyebabkan detak jantung lebih cepat dari 100 kali per menit, lalu peningkatan terhadap pernapasan, serta terjadinya penurunan tingkat kesadaran seseorang.
Selain itu, berikut adalah gejala lain dari polytrauma yang sering kali tidak disadari, seperti berikut ini:
- Hilang ingatan.
- Pusing atau sakit kepala terus-menerus.
- Sulit konsentrasi.
- Telinga berdenging terus-menerus.
- Kesulitan mengambil keputusan.
- Mudah tersinggung.
- Karena banyaknya gejala yang mungkin timbul dari politrauma, seseorang yang
- mengalaminya harus mendapatkan pemeriksaan dari petugas kesehatan.
Dengan mengetahui gejala di atas, kamu bisa langsung konsultasi ke dokter, untuk menentukan bagian tubuh mana yang perlu segera mendapatkan penanganan.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Science Direct, BBC