Kategori Berita
Media Network
Minggu, 19 FEBRUARI 2023 • 10:10 WIB

Cerita Lengkap Dira, Gadis Kecil yang Berjuang dari Konflik Rumah Tangga & Kembali Bahagia

Cerita lengkap Dira, gadis kecil yang berjuang dari konflik rumah tangga dan kembali bahagia. (Twitter/RumahBulan)

Kembali dengan cerita lengkap yang disajikan penulis, tetapi kali ini membahas konseling yang dilakukan sebuah komunitas korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Semoga cerita ini dapat menjadi gambaran dan pelajaran untuk kita semua. Begini ceritanya!

Konflik Rumah Tangga dan KDRT

Kisah ini tentang Dira yang ditemui oleh komunitas konseling KDRT pada 2021 bersama ibunya yang bernama Novia (26), dan adiknya Dito. Kala itu, Dira masih berusia 8 tahun dan adiknya Dito berusia 3 tahun. 

Dalam keadaan babak belur, Novia membawa kabur anak-anaknya dengan hanya membawa pakaian yang menempel di badan, tak ada barang lain. Ia bahkan tak membawa tas berisi mainan dan makanan untuk perbekalan mereka.

Novi mengajak kedua anak-anaknya tidur di masjid sebelum akhirnya bertemu dengan komunitas konseling bernama Rumah Bulan. Di sini perlu pembaca ketahui, ada korban yang sering terlupakan dalam konflik rumah tangga, yaitu anak.

Sering kali konflik rumah tangga dianggap hanya masalah sesama pasangan menikah. Meski bisa saja kembali rujuk, atau pun berakhir cerai, anak akan terpaksa atau dipaksa untuk memahami keadaan dan melanjutkan perjuangan hidupnya.

Konseling Pertama

Rumah Bulan melakukan konseling pertama untuk keluarga yang sedang berjuang hidup. Konseling ini menggunakan kertas, jadi anak-anak Novia dapat menuliskan perasaan mereka tentang apa yang mereka rasakan.

Setelah dilakukan konseling, gambar dan tulisan yang dibuat oleh Dira begitu pilu. Konseling yang dilakukan seminggu setelah mereka masuk ke Rumah Bulan ini memperlihatkan bagaimana takutnya Dira kepada ayahnya.

Gambar Dira pada konseling pertama. (Twitter/RumahBulan)

Dira mendeskripsikan perasaannya lewat gambar dan tulisan. Gambar pertama memperlihatkan penggambaran Dira yang menggunakan dua warna, hitam dan merah dan perasaan yang kacau. Dia tidak menangis, tapi tidak tersenyum pula.

"Allah, sudah, aku capek. Kasian Ibu aku, nanti mati sama Bapak. Aku takut adik mati, aku juga mati. Badan aku sakit, aku mau bawa Ibu pergi," tulis Dira pada ungkapan perasaannya.

Tulisan Dira yang mendeskripsikan perasaannya di konseling pertama. (Twitter/RumahBulan)

Di sini Novia juga melakukan konseling demi pemulihan mental. Dua bulan pertama saat Novia berada di Rumah Bulan, dia dan Dira sama sekali tidak mau keluar rumah kecuali untuk keperluan berobat. 

Sedihnya lagi, Dira dan Dito bisa kencing di celana jika melihat sosok laki-laki, siapapun dia. Ini membuktikan adanya trauma yang dihadapi anak-anak Novia atas sikap sang ayah yang cukup menakutkan bagi mereka.

Baca juga: Cerita Lengkap Gadis Cantik di Jepang yang Mutilasi Adiknya karena Melanggar Tiga Aturan

Konseling Keempat

Setelah tiga bulan tinggal di Rumah Bulan, Novia dan anak-anak terus menjalani terapi rutin. Mulai ada perkembangan atas mental Novia dan anak-anaknya. Bahkan, Novia dapat kembali bekerja di bulan ke-4 setelah mengikuti berbagai konseling.

Perasaan kebahagiaan Dira pada konseling ke-14 bersama Rumah Bulan. (Twitter/RumahBulan)

Dira bahkan lebih tampak ceria ketika kembali melakukan konseling lewat gambar dan tulisan. Berbeda dari konseling pertamanya, Dira menggambarkan perasaan dengan warna warni. Dia juga mengucapkan terima kasih atas kebaikan orang-orang di komunitas konseling itu.

"Allah, terima kasih aku ketemu kakak Misel dan kakak Dewi di Rumah Bulan. Ibu senang, aku senang, tidak ada Bapak," tulis Dira mengekspresikan kebahagiaannya.

Ucapan terima kasih Dira karena sudah berada di Rumah Bulan. (Twitter/RumahBulan)

Perasaan Dira Terhadap Ayahnya

Di balik berbagai konseling yang dilakukan kepada Dira, gadis kecil ini sering mengekspresikan perasaannya terhadap sang ayah. Dia diketahui sering disiksa ayahnya sejak usianya 3 tahun. Ternyata ayahnya seorang pemakai narkoba dan kerap kali mencekoki Novia hingga kecanduan.

Momen yang cukup gila lagi, tak jarang Dira dan Dito dipaksa untuk menyaksikan ibunya sakau di depan mereka. Semua ini dilakukan oleh ayahnya. Tetapi, saat membahas sang ayah, ada tulisan yang membuat terharu dari Dira.

"Bapak tidak ketemu lama. Bapak tidak baik, tapi aku minta Allah, Bapak bisa sehat dan berdoa sama Allah," tulis Dira.

Surat untuk Bapak yang ditulis oleh Dira. (Twitter/RumahBulan)

Sulit membayangkan apa yang dirasakan gadis kecil ini yang menjadi dewasa serta bijak melebihi usianya. Ini semua karena sang ibu yang mengajarkan memaafkan walau sulit melupakan kekerasan yang dilakukan sang ayah.

Kesedihan yang Terulang Kembali

Sayangnya, kesedihan kembali menyelimuti Dira dan Dito. Di awal tahun 2022, datang kabar bahwa sang ayah meninggal dunia karena overdosis setelah berbulan-bulan menghilang dan menjadi buronan pihak berwajib.

Bagai kalimat pepatah "Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu?", mencerminkan perasaan Novia dan anak-anaknya. Tak ada siapapun yang tahu bagaimana perasaan Novia saat itu, termasuk komunitas konseling Rumah Bulan.

Termasuk saat mereka bertanya-tanya, empat hari setelah sang suami meninggal Novia justru mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Peristiwa bunuh diri ini bahkan dilihat oleh anak-anaknya. 

Dira dan Dito menemukan jasad sang ibu yang cukup mengenaskan. Ini tentunya cukup membuat kesedihan dua anak ini terulang kembali. Sebab, selain menerima kekerasan, malangnya mereka harus kehilangan orang tua juga. 

Keinginan Dira Pasca Kehilangan Orang Tua

Novia ternyata ditemukan meninggal dunia tergantung menggunakan tali di kontrakannya. Kala itu, Dira menemukan jasad sang ibu setelah pulang bermain dan mendengar adiknya yang tak berhenti menangis di dalam rumah.

Keinginan Dira pada konseling ke-32. (Twitter/RumahBulan)

Pada konseling ke-32 bersama Rumah Bulan, sampai sekarang pun Dira tidak pernah membicarakan kejadian itu. Tetapi, Dira membuat sebuah gambar yang menjelaskan perasaannya dua pekan setelah ibunya meninggal dunia.

Terlihat dalam gambar itu, dia membuat wajah yang menangis dan kemudian mencerminkan seseorang yang sedang gantung diri. Ini menjelaskan kalau Dira benar-benar meratapi kesedihannya dalam gambar tersebut.

Baca juga: Cerita Lengkap Mahasiswa yang Hampir Jadi Tumbal Ibu Kos, Berawal dari Harga Kosan Murah

Dira Menerima Kepergian Ibunya

Tetapi Dira sering bercerita kalau dia sudah menerima ibunya yang berpulang. Gadis kecil malang ini juga bercerita kalau sang ibu sering datang ke mimpinya.

"Kalau Dira merasa senang, ibu juga senang. Jadi Dira dan Dito harus hidup senang, supaya Ibu tenang," kata Dira. 

Setelah itu, para relawan mengajak Dira dan Dito liburan dan belanja keperluan sekolah anak-anak lain di Rumah Bulan. Ada satu cerita yang ditulis Dira.

Rasa bahagia Dira kembali hadir. (Twitter/RumahBulan)

"Berenang sama Kakak Rumah Bulan, senang sekali. Kak Misel dan Kak Okta ajak makan ayam krispi. Aku punya baju baru, tas baru, buku baru, dari Kak Misel. Ibu juga adik, juga senang sekali," tulis Dira yang lebih bahagia.

Dan pada sebuah sesi, saat membahas ibunya, Dia menggambarkan sang ibu dengan penuh semangat. Keceriaan dan perasaan riang menyelimutinya sepanjang sesi. Gambar yang dibuatnya pun berbeda dari yang pernah daripada biasanya.

Penggambaran Dira untuk ibunya pada konseling ke-46. (Twitter/RumahBulan)

"Ibuku yang cantik," tulis Dira mengekspresikan dirinya saat menggambarkan sang ibu di konseling ke-46.

Dira Mulai Membaik

Berdasarkan laporan Rumah Bulan, saat ini Dira dan Dito tingal di salah satu panti asuhan rekanan. Tetapi Rumah Bulan masih terus membiayai dan mendampingi kedua kakak beradik itu.

Disebutkan juga setelah hampir dua tahun sekolah di rumah karena masih takut akan trauma mereka, akhirnya Dira meminta kembali masuk ke sekolah. Ini mungkin menjadi kebahagiaan untuk Rumah Bulan bahwa Dira mulai move on dari traumanya.

Dira kembali masuk ke sekolah dan langsung mengikuti Manasik Haji. (Twitter/BulanRumah)

Dira tampak mulai membaik dan pada masuk di tengah semester dia langsung mengikuti kegiatan Manasik Haji. Relawan dari Rumah Bulan bahkan mengakui kalau mereka tidak berhenti menangis karena terharu dengan perjuangan Dira.

"Kak Nissa, Kak Misel (pengurus Rumah Bulan) jangan nangis lagi, sekarang aku udah berani," katanya saat mengikuti kegiatan tersebut.

Begitulah kisah Dira dan Dito yang berhasil bertahan dari trauma yang mereka hadapi. Meski terkadang ada cerita yang tak adil dirasakan Dira dan Dito, tetapi mereka berhasil menginspirasi banyak orang dengan ketegaran, keberanian, dan senyumannya.

Rumah Bulan

Sejauh ini Rumah Bulan merupakan komunitas konseling yang baru berdiri 4 tahun. Banyak duka yang dirasakan oleh para pengurus dan sering mengalami kesulitan, terlebih lagi sulitnya jalan keluar dalam sebuah masalah. 

Tetapi para relawan tetap rela menjalani 30 hari terburuk, demi satu hari yang dirasakan Dira. Senyumannya dapat mengobati perjuangan Rumah Bulan bahwa selalu ada rasa bahagia terbaik yang dapat dirasakannya.

Buat kamu yang juga sedang mengalami konflik rumah tangga, sebaiknya datanglah ke komunitas konseling terdekat. Semoga kamu tetap bisa berjuang dari banyaknya masalah yang datang. Tetap semangat ya, dan terima kasih untuk Rumah Bulan dan Dira!

Artikel menarik lainnya: 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Cerita Lengkap Dira, Gadis Kecil yang Berjuang dari Konflik Rumah Tangga & Kembali Bahagia

Link berhasil disalin!