Sesekali kupanggil kau dengan doa-doa
yang hanya berisi namamu
Rindu itu nikmat
Jarak yang jauh terasa begitu dekat
Malam yang dingin terasa hangat
Aku dan kamu terasa menjadi satu
Kasih
Apa lagi yang lebih indah dari pada rindu?
Langgam bahasamu adalah canduku
Dalam bingkai bintang, di malam penuh rindu
Rajutan kataku tak mampu meniru
Hanya potongan sajak malu-malu
Kulukis angin pada langit malam
Agar terbang dan berpesan
Pada legam, bintang, dan bulan
Bahwa ranah ini tengah merindunya
Kulayangkan sajak begitu saja
Tertulis pada pesawat kertas jingga
Di antara kantuk yang mematuk
Di pucuk malam yang mengutuk
Aku duduk pada rindu yang berjerambai
Berayun-ayun dengan bayangmu yang kubelai
Pada waktu aku mengeluh
Tentang jumpa yang tak segera
Pada jarak aku marah
Tentang dekat yang tak ada
Melambung khayalku
Meraih kapuk yang ditiupkan kenangan
Berebut dengan angin
Tak ingin hilang
Puisi malam sunyi dan hening dapat berisi renungan tentang kehidupan atau cinta yang tengah kamu alami.
Malam tanpa bintang
Rembulan pun tak bersinar
Mendung bergelantung
Angin berhembus dingin
Namun, titik hujan belum hendak turun
Malam ini dingin
Banyak pikir mampir
Banyak masalah hadir
Diri dituntut sejenak menepi
Merenungi
Meresapi
Menemukan solusi
Malam ini sendiri
Bukan tak ingin berbagi
Hanya ingin ketenangan
Dari dunia yang melelahkan
Berdiam,
Diam yang cukup melelahkan
Raga ini diam
Pikiran berkelebat banyak hal
Sudahlah,
Kamu hanya tinggal menjalani hidup ini
Selesaikan apa yang perlu diselesaikan
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: