Kategori Berita
Media Network
Kamis, 29 FEBRUARI 2024 • 09:03 WIB

Studi: Manusia Mulai Jarang Tertawa pada Usia 23 Tahun karena Beban Pikiran, Mitos atau Fakta?


Manusia Mulai Jarang Tertawa pada Usia 23 Tahun karena Beban Pikiran, Mitos atau Fakta?

INDOZONE.ID - Sebuah penelitian baru-baru ini menyoroti fenomena menarik dalam perilaku manusia, mulai dari usia 23 tahun, frekuensi tertawa dan tersenyum mereka cenderung menurun secara signifikan. 

Temuan ini mencerminkan beban pikiran yang meningkat seiring bertambahnya usia, sehingga mempengaruhi selera humor seseorang.

Baca Juga: Cara Baru untuk Menghilangkan Stres dan Kecemasan: Memeluk Sapi

Kilas Balik Penelitian

Studi yang diterbitkan dalam buku "Humour, Seriously" oleh Jennifer Aaker, seorang profesor psikologi di Stanford Graduate School of Business, dan Naomi Bagdonas, seorang dosen di universitas, memberikan wawasan yang menarik tentang dinamika humor dalam kehidupan manusia. 

Mereka melakukan survei yang melibatkan 1,4 juta orang dari 166 negara yang berbeda, dengan tujuan untuk mengukur seberapa sering orang tertawa atau tersenyum dalam sehari.

Temuan Penelitian

Hasil survei menunjukkan bahwa usia rata-rata dimana orang mulai jarang tertawa dan tersenyum adalah pada usia 23 tahun. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor apa yang menyebabkan perubahan ini. 

Menurut Aaker dan Bagdonas, kemungkinan besar penurunan frekuensi tertawa dan tersenyum ini terkait dengan peningkatan beban pikiran yang dialami oleh individu di usia tersebut.

Dampak pada Dunia Kerja

Salah satu aspek yang menarik dari temuan ini adalah keterkaitannya dengan dunia kerja. Banyak orang percaya bahwa memasuki fase dunia kerja bisa menjadi penyebab berkurangnya senyum dan tawa. 

Teori ini didukung oleh fakta bahwa usia 23 tahun adalah usia dimana banyak individu telah menyelesaikan pendidikan mereka dan mulai memasuki dunia kerja dengan tanggung jawab yang lebih besar.

Baca Juga: Sky Gazing, Aktivitas Mengamati Warna hingga Pola Gerak Awan di Langit Bisa Kurangi Stres Lho!

Implikasi Psikologis

Penelitian ini juga memiliki implikasi psikologis yang mendalam. Mengetahui bahwa frekuensi tertawa dan tersenyum cenderung menurun seiring bertambahnya usia dapat membantu kita memahami lebih baik tentang perubahan perilaku dan emosi yang terjadi dalam perkembangan manusia. 

Hal ini juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab dan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia Mulai Jarang Tertawa pada Usia 23 Tahun karena Beban Pikiran, Mitos atau Fakta?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Buku Humour, Seriously

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Studi: Manusia Mulai Jarang Tertawa pada Usia 23 Tahun karena Beban Pikiran, Mitos atau Fakta?

Link berhasil disalin!