Baca Juga: Pertama Kali Digelar di Solo, Tradisi Pindapata Waisak Diikuti 54 Bhante
Vesak pertama kali disebutkan secara eksplisit dalam Mahavaṃsa, kronik sejarah Sri Lanka abad ke-5-6 Masehi.
Beberapa catatan juga menunjukkan bahwa perayaan waisak serupa telah ada pada masa kunjungan biksu Buddha Tiongkok, Faxian, ke India pada awal abad ke-5.
Ritual Waisak dibagi antara komunitas monastik dan awam. Bagi para biksu dan biksuni, perayaan biasanya mencakup prosesi, pembacaan sutra, persembahan di kuil, memandikan patung Buddha, dan ceramah dharma.
Bagi masyarakat awam, perayaan melibatkan persembahan bunga atau menyalakan dupa di kuil, serta makanan dan pertunjukan budaya.
Pada beberapa kesempatan, bendera Buddha dikibarkan dan umat awam mungkin mengucapkan Tiga Permata: komitmen kepada Buddha, dharma, dan sangha. Selain itu, umat awam biasanya menghindari alkohol dan daging selama perayaan ini.
Salah satu aspek penting dari Waisak adalah membuat kebajikan untuk meningkatkan karma baik.
Ini bisa dilakukan dengan memberikan makanan kepada biksu dan melepaskan hewan yang dikurung, seperti burung, ke alam liar.
Namun, karena dampak ekologis negatif dari praktik ini, beberapa komunitas telah mencoba mengurangi atau menggantinya dengan tindakan kebajikan lain, seperti mengadopsi pola makan vegetarian, bekerja di penampungan hewan, atau memberikan berkah kepada hewan peliharaan.
Perayaan waisak di berbagai negara. (tatlerasia.com)
Di negara-negara Asia Timur, perayaan Waisak berbeda dengan di negara-negara Theravada. Di Korea Selatan, festival lampion yang dikenal sebagai Yeondeunghoe menghormati ulang tahun Buddha.
Baca Juga: Melihat Kreasi Bunga Suci Teratai untuk Peringati Waisak, Ada Sejarahnya Loh!
Di Vietnam, Waisak dirayakan dengan lentera berbentuk teratai, doa, dan persembahan. Di China, perayaan ini dikenal sebagai Fódàn dan melibatkan pelepasan hewan, sementara di Jepang, Waisak disebut Hana Matsuri atau "Festival Bunga" .
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Britannica.com