Wayan juga menambahkan, ia bersama rekan setimnya, seperti Masluch Ambhar Qudsiyah, Galang Orlando Putra Sadewa, Gilang Galih Brilliant, dan Sena Adi Setyawan, juga didampingi dosen pendamping, Risse Entikaria Rachmanita.
Baca Juga: Kenalan dengan NUS: Kampus 3 Mahasiswa Berprestasi Peserta Clash of Champions!
Terpisah, salah satu santri di Ponpes Ar-Raudlah, Dedi Septiawan memuji teknologi terapan yang dikembangkan oleh kelompok mahasiswa Polije itu. Sebab, telah memberikan manfaat yang nyata, seperti bahan baku bangunan di sekitar pondok.
"Dari hasil residu pembakaran sampah ini, nanti akan kami manfaatkan untuk bahan baku bangunan di sekitar pondok. Sehingga, untuk pembangunan di pondok juga memberikan manfaat," kata Dedi.
Dedi pun membuka peluang untuk berkolaborasi lebih jauh dengan kelompok mahasiswa dari Polije Jember ini. Sebab, alat pengolah sampah karya mereka, punya banyak manfaat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan