Londo Iha, Tradisi Kawin Lari yang Kontroversial di Donggo Bima

Ilustrasi cincin pernikahan.

INDOZONE.ID - Londo Iha, sebuah tradisi perkawinan khas dari Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perhatian karena keunikannya.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Kusumawardana N & Puji di tahun 2022 dengan judul "Tradisi Londo Iha (Kawin Lari) pada Masyarakat Donggo di Kecamatan Donggo" dijelaskan bahwa tradisi ini berbeda dari adat perkawinan di daerah lain, namun sering dianggap melanggar norma adat, moral, bahkan agama.

Lalu, apa yang membuat tradisi ini begitu kontroversial? Londo Iha dikenal sebagai "kawin lari" yang dilakukan dengan cara membawa kabur seorang perempuan pada malam hari tanpa persetujuan pihak perempuan maupun keluarganya.

Baca Juga: Mengulik Makna Mendalam! Filosofi Cicin Kawin di Jari Manis

Korbannya sering kali remaja perempuan berusia 15 hingga 20 tahun, perempuan dewasa yang belum menikah, bahkan yang sudah menikah sekalipun.

Meski bertentangan dengan norma sosial, tradisi ini tetap dipraktikkan oleh sebagian masyarakat Donggo.

Londo Iha kerap menjadi jalan pintas bagi pasangan yang ingin menikah tetapi terhalang restu orang tua atau tingginya biaya mahar.

Baca Juga: Dikemas Layaknya Pesta Rakyat, Ini yang Jadi Keunikan TPS di Perumahan Bima Asri Bekasi

Namun, konsekuensi dari tradisi ini tidak main-main. Jika laki-laki yang menculik perempuan tidak segera melamar atau membatalkan pernikahan, ia harus membayar denda berupa uang, hewan ternak, atau emas, sesuai tuntutan keluarga perempuan.

Sebaliknya, jika perempuan yang batal menikah, ia harus menanggung malu besar dan berisiko dikucilkan oleh masyarakat.

Tradisi Londo Iha menunjukkan dilema antara mempertahankan adat atau menyesuaikan diri dengan norma yang lebih modern.

Hingga kini, tradisi ini menjadi cerminan kompleksitas adat dan nilai sosial yang berkembang di tengah masyarakat Donggo.

Banner Z Creators Undip.