Kategori Berita
Media Network
Senin, 10 FEBRUARI 2025 • 11:40 WIB

Mengenal Dialek Semarangan, Salah Satu Bahasa Jawa yang Memiliki Keunikan Tersendiri

  Tugu Muda kota Semarang.

Bahasa Jawa Semarangan sendiri awalnya memiliki perkembangan wilayah yang terbatas, dimulai dari Alun-Alun Kota Semarang, kemudian Pasar Johar, wilyaha antara Banjirkanal Barat dan Banjirkanal Timur, Pupsonjolo, Krobokan, Karangayu, Kalibanteng, Mrican, Kapling dan Jatingaleh.

Kemudian seiring berjalannya waktu, wilayah persebaran pun makin berkembang da ke-10 wilayah tersebut saat ini menjadi pusat perkembangan bahasa Jawa Semarangan.

Tata Bahasa

Seperti yang sudah disebutkan, banyak yang menganggap bahwa bahasa Jawa Semarangan kurang memiliki unggah-ungguh.

Mereka yang beranggapan seperti ini umumnya berkata “Wong Semarang kui ora bisa basa“, atau jika dalam bahasa Indonesia berarti “Orang Semarang itu tidak bisa bahasa“, di mana bahasa yang dimaksud yaitu bahasa krama (bahasa halus).

Hal ini karena terdapaat perbedaan antara bahasa Jawa Semarangan dengan kaidah bahasa Jawa standar.

Seperti umumnya bahasa Jawa, di bahasa Jawa Semarangan pun tetap mengenal unggah-ungguh basa, namun tidak seketat pada bahasa Jawa Solo dan Jogja. Inilah yang menjadi pembeda.

Orang Semarang terbiasa untuk mbhasakke awake dhewe (menggunakan krama inggil atau krama halus untuk dirinya sendiri), namun tetap tujuannya untuk menghormati lawan bicaranya, utamanya kepada yang lebih tua.

Hal inilah yang menyebabkan para penutur bahasa Jawa Solo-Jogja menganggap salah terkait penuturan krama inggil dalam bahasa Semarangan, karena menempatkan bahasa krama halus untuk membahasakan dirinya sendiri.

Contoh kalimat dari paradoks krama inggil ini yaitu: “Nyuwun pamit, kula badhe kondhur“ (Mohon pamit, saya mau pulang). Kesalahan yang terjadi pada kalimat ini yaitu pada kalimat kondhur (pulang), di mana kata tersebut tidak seharusnya dipakai oleh orang pertama, walaupun pengucapnya merupakan orang yang lebih tua atau dihormati, dan sebaiknya diganti dengan kata wangsul.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa orang Semarang ora bisa basa dalam kacamata bahasa Jawa standar yang merujuk pada bahasa Jawa Solo-Jogja adalah benar,.

Namun bukanlah hal yang salah jika melihat dari sudut pandang dialek semarangan, dan merupakan hal yang wajar serta merupakan kebiasaan sehari-hari.

Baca Juga: 101 Caption Semangat Kerja Bahasa Inggris, Singkat dan Lucu!

Nah, jadi begitu asal muasal keunikan dari Bahasa Jawa Semarangan. Di bawah ini, akan ada beberapa daftar kamus bahasa jawa semarangan yang bisa banget kamu pelajari, biar nanti kamu tidak bingung saat berkunjung ke Semarang. Berikut daftarnya!

  • asem ik (kata umpatan)
  • atis (“dingin“ dalam konteks minuman, “sejuk“ dalam konteks cuaca)
  • bakbuk (impas)
  • badak (bakwan)
  • bangjo (lampu lalu lintas)
  • banger (bau tidak sedap)
  • Blaik (ungkapan kaget, khawatir)
  • Ciamik (bagus)
  • ndhes, ndha (imbuhan keakraban)
  • ik, og (imbuhan)
  • kas (mas)
  • sebeh (bapak /ayah)
  • semeh (ibu)
  • dayatsu (angkutan kota, diambil dari merek Daihatsu)
  • gentho (jagoan, jawara)

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Parole Suryadi M

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengenal Dialek Semarangan, Salah Satu Bahasa Jawa yang Memiliki Keunikan Tersendiri

Link berhasil disalin!