Ilustrasi mendengarkan khutbah Jumat menyambut bulan Ramadhan
Dengan kata lain, kita meyakini di dalam diri akan sifat-sifat Allah SWT.
Hal inilah yang memungkinkan Abu Hamid al-Ghazali membagi orang-orang yang melaksanakan puasa dalam tiga tingkatan.
Pertama, puasa orang awam. Kategori ini didasarkan atas hadist Nabi yang berbunyi, "Banyak orang berpuasa hanya memperoleh rasa lapar dan dahaga."
Yang kedua yaitu puasa orang khusus, yakni menahan "panca inderanya" dari perbuatan dosa.
Sedangkan yang ketiga, puasa orang super khusus, karena puasa ini sudah melibatkan "hati nurani".
Terkait dengan pengamalannya, ibadah puasa digambarkan Al-Hallaj dengan tiga tahapan.
Pertama, takhalli (pengosongan). Di sini sifat yang tercela dibuang dan dikosongkan dari diri manusia.
Kedua, tahalli (pengisian). Diri yang telah kosong dari sifat-sifat tercela diisi sifat-sifat baik.
Ketiga, tajalli (penjelmaan). Inilah tahap penerapan sifat-sifat baik dalam konteks sosial-kemasyarakatan.
Saudara-saudara, kaum Muslimin rahimakumullah,
Sebagai penutup, marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa ke hadirat Allah SWT agar kita dapat menjalan ibadah puasa di tahun ini dengan sebaik-baiknya dan penuh kekhusukan.
Baca Juga: Bacaan Latin Doa Niat Puasa Ramadhan Lengkap dengan Artinya
Ilustrasi mendengarkan khutbah Jumat menjelang bulan Ramadhan
Agar lebih khidmat beribadah, hendaknya kamu mendengarkan khutbah Jumat menyambut bulan Ramadhan yang menyentuh hati seperti di bawah ini:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: