Kekerasan dan Eksploitasi yang Dialami Eks Pemain Sirkus OCI: Dipaksa Makan Kotoran Hewan, Disetrum hingga Dirantai

Mantan pemain sirkus OCI ungkap semua kekerasan yang mereka alami di Podcast Deddy Corbuzier. (YouTube/@DeddyCorbuzier)

INDOZONE.ID - Terkuak kisah pilu yang dialami mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), saat menjadi bintang tamu di podcast YouTube Deddy Corbuzier.

Belakangan ini Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor jadi perbincangan di media sosial setelah para mantan pemain sirkus OCI membeberkan kekerasan dan ekploitasi manusia selama bekerja di sana.

Baca Juga: Detik-detik Mencekam, Beruang Sirkus Justru Menyerang Pelatih Wanita saat Pertunjukkan

Mengutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, para pemain sirkus OCI mengalami penganiayaan yang termasuk sangat tidak pantas dan tidak manusiawi, di mana mereka disetrum, disiksa, serta dirantai selama berada di OCI.

Salah satu pemain sirkus OCI, Butet mengaku kalau dirinya pernah dipaksa memakan kotoran hewan oleh pihak manajemen, bahkan ia juga pernah dirantai dan dipukul menggunakan balok.

"Kaki saya dirantai, saya dipukuli pakai kayu balok besar, bahkan saya juga sempat disuruh dan dipaksa memakan tahi gajah oleh manajemen," ujar Butet, dikutip Indozone, Senin (21/4/2025).

Tak hanya itu, kekerasan yang dialami Butet ini juga sempat dirasakan oleh pemain sirkus OCI lainnya, yaitu Vivi.

Kepada Deddy Corbuzier, Vivi mengaku kalau dirinya sempat disetrum menggunakan alat setrum untuk gajah, lantaran nekat kabur dari OCI.

"Sekujur tubuh saya disetrum pakai setruman untuk gajah, bahkan alat kelamin saya juga iku disetrum mas," jelas Vivi.

Di sisi lain, pendiri OCI, Tony Sumampouw, membantah adanya penyiksaan. Ia mengakui adanya pemukulan dengan rotan sebagai bentuk disiplin, namun menolak bahwa tindakan tersebut merupakan penyiksaan.

Tony juga membantah tuduhan penyetruman, dengan menyatakan bahwa jika seseorang disetrum, maka orang tersebut tidak akan selamat.

Baca Juga: Stasiun Televisi Korea JTBC Laporkan Dior: Eksploitasi Tenaga Kerja dan Jual Harga Mahal Banget padahal Biaya Produksi Murah