Peringati Hari Buku Sedunia, UNESCO Pilih Rio de Janeiro Brasil sebagai World Book Capital 2025

Ilustrasi Hari Buku Sedunia

INDOZONE.ID - Tanggal 23 April, diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Hari ini diperingati setiap tahun untuk menghormati buku dan budaya membaca.

Adapun alasan PBB memilih tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia, yaitu untuk memperingati hari kematian sastrawan besar seperti William Shakespeare, Miguel Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.

Tujuan UNESCO merayakan hari ini adalah untuk memotivasi masyarakat di seluruh dunia, terutama anak-anak, agar memupuk kebiasaan membaca buku, terutama di era modern seperti sekarang, karena banyak orang yang sudah meninggalkan kebiasaan membaca buku akibat banyaknya informasi yang didapat dari sumber-sumber digital.

Baca Juga: Selamat Hari Buku Nasional 2024: Momentum untuk Menguatkan Budaya Literasi di Indonesia

"Bercerita adalah alat yang sangat efektif untuk mendidik generasi muda. Sesungguhnya, buku adalah sarana penting untuk mengakses, menyebarkan, dan mempromosikan pendidikan, sains, budaya, dan informasi di seluruh dunia," catat UNESCO.

Untuk tahun ini, UNESCO memilih Rio de Janeiro, Brasil, sebagai World Book Capital 2025 atau Ibu Kota Buku Dunia 2025.

Kota ini akan menunjukkan bagaimana buku mendorong transformasi sosial, termasuk literasi, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi jangka panjang.

"Buku, dalam segala bentuknya, memungkinkan kita untuk belajar dan terus mendapatkan informasi. Buku juga menghibur kita dan membantu kita memahami dunia. Agar buku dapat mengeluarkan potensinya secara penuh, sangat penting bahwa buku mencerminkan keragaman bahasa di dunia kita. Namun, hal ini jauh dari kenyataan saat ini, sebagian besar karya diterbitkan hanya dalam beberapa bahasa," ujar Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO.

Baca Juga: Memperingati Hari Buku Sedunia 2024, Berikut 17 Kutipan Inspiratif tentang Buku

Sementara itu, hari ini dunia juga memperingati Hari Hak Cipta Sedunia, yang bertujuan untuk menyoroti hak untuk bertukar ide sekaligus melindungi dan menghargai ide tersebut.

Pada tahun 1952, UNESCO mengadopsi Konvensi Hak Cipta Universal, memperkenalkan merek © sebagai jaminan global untuk karya intelektual dan kreatif.