Kategori Berita
Media Network
Kamis, 12 JUNI 2025 • 16:30 WIB

De-Influencing, Gerakan Anti-Konsumerisme Melawan Gempuran Promosi di Media Sosial

Hal ini menyebabkan kebangkitan influencer yang lebih autentik dan sadar sosial, yang lebih memilih untuk membagikan pengalaman mereka tentang produk yang mereka anggap benar-benar layak untuk dibeli atau digunakan, tanpa tekanan dari merek-merek besar.

De-influencers secara aktif melawan budaya "serba beli" yang menjadi ciri khas media sosial saat ini, dan ini menarik banyak pengikut yang merasa lebih terhubung dengan nilai-nilai keaslian.

Baca Juga: Kenapa Orang Jujur Sering Diserang? Padahal Niatnya Baik

Masa Depan De-Influencing

Meski tren ini baru muncul, "de-influencing" diprediksi akan terus berlanjut. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, di mana konsumen selalu terpapar iklan dan promosi di setiap sudut, tren ini menawarkan jeda yang menenangkan.

De-influencers memberikan ruang bagi orang untuk kembali mempertimbangkan kebutuhan nyata mereka dan memberikan pandangan yang lebih seimbang tentang konsumsi.

Pada akhirnya, gerakan ini mengajak kita semua untuk berpikir lebih kritis tentang barang yang kita beli dan siapa yang memengaruhi keputusan pembelian kita. Apakah kita membeli karena kebutuhan, atau hanya karena sebuah tren yang viral?

 

Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Forbes, The Guardian, Vogue

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

De-Influencing, Gerakan Anti-Konsumerisme Melawan Gempuran Promosi di Media Sosial

Link berhasil disalin!