INDOZONE.ID - Istilah "de-influencing" belakangan menjadi viral di media sosial, terutama di TikTok dan Instagram. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap budaya konsumerisme yang semakin digencarkan oleh influencer.
Alih-alih mempromosikan produk, tren de-influencing justru menyarankan para pengikut untuk berhenti membeli barang-barang yang dianggap tidak diperlukan atau tidak efektif.
Baca Juga: 50 Ucapan Selamat Menang Lomba yang Penuh Semangat dan Apresiasi
"De-influencing" pertama kali mulai mencuat ketika para pengguna media sosial mulai bosan dengan taktik pemasaran influencer yang memaksa produk-produk mahal dan terkadang tidak berguna ke dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan ini menjadi semacam antitesis dari fenomena "haul" dan "unboxing," di mana konsumen membeli produk dalam jumlah besar dan memamerkannya di media sosial.
De-influencers, sebaliknya, mengingatkan pengikut mereka bahwa tidak semua barang yang dipromosikan itu sepadan dengan harganya atau sesuai kebutuhan.
Baca Juga: Bisa Jajan, Bisa Nabung: Ini Cara Ngatur Uang Tanpa Drama
Pengaruh dari gerakan ini telah menciptakan perubahan yang signifikan dalam perilaku konsumen, terutama di kalangan generasi muda. Banyak orang yang merasa terbebas dari tekanan sosial untuk terus mengikuti tren terbaru.
Mereka mulai lebih selektif dalam memilih produk, mempertimbangkan keberlanjutan, kualitas, dan kegunaan jangka panjang daripada hanya membeli karena tren atau rekomendasi influencer.
Bagi beberapa merek, tren ini menjadi tantangan tersendiri. Brand yang sebelumnya mengandalkan influencer marketing harus beradaptasi dengan konsumen yang semakin kritis dan cerdas dalam melakukan pembelian.
Mereka dituntut untuk tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan nilai tambah seperti etika produksi, transparansi bahan, serta dampak lingkungan.
Baca Juga: 4 Tanda Cowok Lagi Bohong, Menurut Psikologi dan Bahasa Tubuhnya
De-influencing juga menyoroti sisi gelap dari industri influencer. Para kritikus berpendapat bahwa banyak influencer terlalu fokus pada keuntungan pribadi dan mengabaikan tanggung jawab mereka terhadap pengikut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes, The Guardian, Vogue