Belajar dari rumah (MACRAE RENTALS)
Sejumlah sekolah dan univeristas memutuskan untuk 'meliburkan' pelajarnya seraya dengan kebijakan pemerintah untuk mengganti kegiatan belajar di rumah. Penetapan virus corona sebagai bencana nasional disinyal menjadi alasan utamanya. Ada pun beberapa sekolah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten memutuskan untuk melakukan tindakan serupa.
Kekhawatiran akan pendemi virus corona juga dirasakan oleh sejumlah pelajar tingkat SD, SMP, SMA sampai kuliah. Misalnya saja opini yang diberikan pelajar saat dihubungi Indozone.
Yudia Ayumi, kelas 8 SMP Al Manar Bekasi
"Keputusan pemerintah setempat untuk meliburkan siswi adalah tindakan yang tepat. Karena virus ini mengganggu aktivitas kami di sekolah. Dua minggu libur juga bisa menjadi kesempatan untuk mensterilkan lingkungan di sekolah."
Salsabila Putri, kelas 7 SMPN 3 Bandung
"Tersebarnya virus ini bikin aku makin takut. Senang sih jadi nggak sekolah. Tapi PR nya jadi banyak banget. Benar-benar belajar di rumah bukan libur."
Alnanda Gesha Maulana, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
"Saat kampus memberi kebijakan libur selama 6 minggu, Saya memutuskan untuk kembali ke rumah di Depok dan berkumpul dengan keluarga. Langkah ini tepat, sembari menghindari kerumunan khususnya di Jogya. Saya sih berharap kondisi ini cepat teratasi. Karena masih banyak tugas, terutama pratikum di kampus."
Aulya Sukma, Mahasiswa UPN Veteran Jakarta
"Sebenarnya agak merugikan, jadi ribet gitu lho. Ada beberapa yang kasih mata kuliah online, ada yang cuma kasih PPT saja, adapula yang kasih tugas bejibun. Nggak cuma belajar mengajar, sederet agenda dan event kampus juga harus ditunda. Kalaupun mau lockdown, coba direalisasikan secara resmi jadi bisa ditanggulangi segera. Semoga kondisi bisa cepat teratasi agar bisa kembali seperti sediakala."
Rahasti, Mahasiswi Sekolah Tinggi Bahasa Asing Bandung
"Senang sih bisa libur. Tapi masih banyak orang yang belum paham maksud pemerintah sepertinya. Karena masih banyak orang yang manfaatin kesempatan ini untuk liburan. Jadi mending cepet-cepet sekolah lagi saja deh."
Beberapa pihak sekolah memutuskan untuk memberikan pembelajaran melalui sistem online yakni Google Classroom. Seperti yang diungkapkan salah seorang siswi kelas 8 SMP Tugu Ibu, Depok, Kirei Shakira Almaas yang mengaku tetap belajar seperti biasa.
"Mata pelajaran yang diberikan melalui sistem pembelajaran online tetap sama. Pengajarnya pun tetap guru mata pelajaran tersebut. Bedanya, kami hanya belajar tanpa diberikan tugas pekerjaan rumah alias PR. Tetap terasa menyenangkan dan seru, karena bisa belajar dari media yang baru," cerita Kirei pada Indozone via WhatsApp, Selasa (17/3/2020).
Tak hanya itu, mendekati bulan Ramadan beberapa pihak sekolah juga ada yang memberikan tugas selama liburan ini yang dikaitkan dengan tugas Ramadan. Misalnya hapalan.
"Sekolah ku memberikan tugas cukup banyak di semua mata pelajaran saat 2 minggu ini. Tugas ini akan dikumpulkan saat masuk sekolah. Mereka juga memberikan tugas hapalan untuk menyicil tugas di bulan Ramadan," papar Kirani Tanzila Khayana, sisiwi SMPIT Nurul Zahroh, Depok.
Keputusan belajar mengajar di rumah sebetulnya memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk orangtua. Sebagai orangtua, ada baiknya tetap mendampingi anak selama mengikuti proses belajar di rumah baik sendiri maupun via online.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: