Di saat pandemi virus corona belum reda, masyarakat mulai berani beraktivitas seperti biasa meski harus bertentangan dengan imbauan pemerintah untuk saling jaga jarak.
Kepadatan masyarakat itu terlihat di sejumlah fasilitas publik, misalnya moda transportasi KRL Commuterline. Meski katanya new normal, dalam artian harus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, namun tetap saja terjadi kerumunan.
Psikolog klinis dewasa Catharina Indah Sri Gunarti, M.Psi mengatakan ada sejumlah hal yang membuat masyarakat bertindak seolah tak ada ketakutan terhadap virus corona.
Ia menyebut salah satu faktor penyebabnya adalah kebutuhan ekonomi yang membuat masyarakat terpaksa untuk keluar rumah guna mendapatkan penghasilan. Terlebih di masa pandemi ini banyak masyarakat yang pendapatannya berkurang atau bahkan kehilangan pekerjaan.
"Kebutuhan ekonomi mendesak, masyarakat harus berpikir mencari cara agar roda ekonominya tetap berputar. Kebutuhan ekonomi yang mendesak menutup ketakutan masyarakat akan Covid-19," ujar Indah, biasa ia disapa.
Selanjutnya, budaya masyarakat Indonesia yang sangat besar terkait dengan silaturahmi. Inilah yang kemudian membuat masyarakat akhirnya memutuskan untuk keluar rumah dan berkumpul dengan kerabat. Terbukti biarpun sudah dilarang, saat Idul Fitri kemarin banyak masyarakat yang tetap mudik ke kampung halaman.
"Ditambah aturannya kadang tidak konsisten. Soal mudik kemarin, katanya dilarang, disuruh putar balik, atau bayar denda. Tapi ternyata ada beberapa yang lolos. Akhirnya masyarakat yang lain ikut-ikutan," kata Indah.
Beberapa faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pada akhirnya hal itu membuat ketakutan masyarakat terhadap Covid-19 semakin luntur. Akan tetapi tidak bisa dibilang semua masyarakat sudah tidak peduli. Sebab masih ada yang terus melakukan upaya pencegahan dan perlindungan.
"Ada beberapa orang yang karena tuntutan pekerjaan terpaksa keluar rumah tapi tetap aware bepergian dengan menerapkan protokol kesehatan. Memang ada yang cuek banget, tapi sebenarnya yang tetap waspada juga ada," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: