Kiri: Dipa. Kanan: Thread yang dibuat Dipa. (Twitter/@tanikelana)
Banyak orang beranggapan bahwa usai menempuh pendidikan, terlebih dari perguruan tinggi harus bekerja sesuai dengan jurusan yang di ambilnya.
Bukan tanpa sebab, banyak yang merasa pekerjaan akan terasa mudah jika sejalan dengan jurusan saat menempuh pendidikan. Namun, karena satu dan lain hal, bisa saja keinginan itu harus terkubur, dan menghadapi kenyataan yang ada.
Di zaman sekarang, banyak orang memutuskan untuk melakoni pekerjaan meskipun tak sejalan dengan pendidikan yang diambilnya. Yang terpenting adalah tekad dan kerja keras demi mendapatkan lembar demi lembar rupiah dan pengalaman berharga.
Tujuh bulan lalu aku lulus dari Fisipol UGM. Januari lalu akhirnya aku pulang kampung, dan bulan Maret aku mulai ambil cangkul dan pergi ke kebun.
— Dipa (@tanikelana) June 12, 2020
Sedikit cerita tentang memilih jalan seorang petani! ????????????????????
[A THREAD] pic.twitter.com/K1Cc2bdyri
Seperti halnya kisah mahasiswa yang satu ini. Lewat akun Twitter-nya, @tanikelana, pengguna akun bernama Dipa ini menceritakan bahwa ia memilih menjadi seorang petani, meskipun lulusan dari jurusan Hubungan Internasional Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM).
"Tujuh bulan lalu aku lulus dari Fisipol UGM. Januari lalu akhirnya aku pulang kampung, dan bulan Maret aku mulai ambil cangkul dan pergi ke kebun. Sedikit cerita tentang memilih jalan seorang petani!" cuit Dipa.
Lewat threadnya itu, Dipa mengatakan bahwa semasa kuliah ia bertemu dengan komunitas Sekti Muda, yang mengajarinya tentang dunia pertanian.
"Dulu waktu kuliah aku ketemu komunitas @sektimuda, wadah belajar bersama tentang pertanian alami. Ternyata banyak anak muda yang tertarik dunia pertanian," tulisnya.
Dalam unggahan itu, Dipa mengungkapkan bahwa ia belajar tentang nutrisi dan cara membuat pupuk organik untuk tanaman dari seorang guru bernama Pak Udik.
3/ Aku belajar dengan Pak Udik, salah satu guru yg sering mengajarkan tentang nutrisi dan cara buat pupuk organik cair untuk tanaman. pic.twitter.com/12G99GgcRC
— Dipa (@tanikelana) June 12, 2020
Selain Pak Udik, Dipa juga belajar tentang pertanian dari pria bernama Qomarun Najmi. Qomarun kata Dipa adalah sosok guru yang bisa mengajarkannya tentang budidaya hingag kebijakan dalam dunia pertanian.
Dipa yang sudah bertemu dengan banyak petani, membuat jiwa petani yang sudah ada sejak kecil dalam dirinya kembali bangkit. Dipa bahkan sampai mencoba bercocok tanam di kosnya. Di titik inilah, Dipa yakin bahwa cita-citanya menjadi seorang petani.
"Di situ aku makin yakin, cita-citaku adalah jadi seorang petani," sambungnya.
Lewat unggahan itu, Dipa mengaku bahwa ia bukan berasal dari keluarga petani. Ia juga tak punya tanah warisan luas. Namun, ia beruntung, karena keluarganya mendukung keinginan Dipa untuk jadi seorang petani.
"Aku merasa ini keberuntungan aku terbesar selama hidup, meski ga berlimpah harta, tapi aku punya keluarga dan temen-temen yg selalu suportif. Karena ini aku merasa hidupku selalu gampang," sambungnya.
Usai membulatkan tekad untuk jadi petani, Dipa memutuskan untuk meminjam sedikit uang keluarga dan menjual bukunya selama kuliah, untuk tambahan.
13/ Di bulan Maret aku mulai bertani, mulai belajar nyangkul, belajar lagi banyak hal langsung dengan para petani laim. pic.twitter.com/C3ZUWikyzM
— Dipa (@tanikelana) June 12, 2020
Bulan Maret, Dipa akhirnya memulai kariernya sebagai seorang petani. Ia mulai belajar mencangkul dan hal lainnya langsung dari petani.
Namun, keinginannya itu tak berjalan mulus. Ia sempat merasa kesulitan untuk mencari lahan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang teman dan mengajaknya untuk menggarap lahan seluas 450-an meter.
Dipa yakin, setiap niat yang dibuatnya karena Allah, akan selalu ditunjukkan jalan. Di fase awal, ia mencoba menanam sayuran bayam dan kangsung.
Bukan mulus bak jalan aspal, Dipa merasakan banyak faktor sulit yang harus diperhitungkannya. Mulai dari harga, iklim, hama dan penyakit.
18/ Setelah tiga-empat minggu, kangkungnya dah pada besar. Di situ aku jualin sebagian ke tukang sayur, tiap hari berangkat jam 6, panen kangkung terus keliling ke beberapa tukang sayur. Hasilnya cukup lumayan buat sehari-hari ????
— Dipa (@tanikelana) June 12, 2020
Setelah empat minggu, Dipa akhirnya bisa memanen kangkung yang ditanamnya sendiri. Sayur hijau tersebut kemudian dijualnya keliling kampung dan hasilnya cukup lumayan. Keringatnya dan perjuangannya selama ini tak berakhir sia-sia.
Dipa mengaku, menjadi petani membuat hidupnya begitu tenang. Dia banyak belajar dari keputusannya menjadi seorang petani. Ia mengakui banyak alasan yang membuatnya jadi petani, salah satunya ialah keinginan untuk mendapatkan uang yang halal dan berkah.
"Rasanya kaya bener-bener merdeka, hidup ga cuma buat ngumpulin uang, bisa terus saling berbagi lewat hasil tani, dan semakin sadar bahwa sepenuhnya kita bergantung pada alam yg sayangnya terus kita rusak," tulis Dipa.
"Aku sendiri memilih bertani karena banyak alasan. Salah satunya adalah aku mau cari sumber penghidupan yang terjamin halal dan berkah. Aku ga mau kasih makan keluarga aku kelak dari hasil yang "diragukan," sambungnya.
Alasan lain yang membuat Dipa yakin jadi seorang petani ialah, perasaannya yang merasa bahwa hidup sangat singkat dan sayang jika terus-terusan merusak Bumi. Dia juga ingin menjalani hidup tanpa menimbulkan banyak kerugian.
24/ Apa pernah gagal? Jelas banyak! Misal aku nanam cabe, padahal tanahnya asam dan kritis unsur hara. Akhirnya sampai sekarang cabenya ternyata buntet. Di situ belajar kalau tanah yang sehat adalah faktor paling peting dalam budidaya pertanian. pic.twitter.com/McQZkAgxB1
— Dipa (@tanikelana) June 12, 2020
Sama halnya seperti pekerjaan lain yang tak selalu mulus, Dipa mengakui bahwa ia banyak mengalami kegagalan. Namun, kegagalan tak menyurutkan tekadnya jadi seorang petani.
"Apa pernah gagal? Jelas banyak! Misal aku nanam cabe, padahal tanahnya asam dan kritis unsur hara. Akhirnya sampai sekarang cabenya ternyata buntet. Di situ belajar kalau tanah yang sehat adalah faktor paling peting dalam budidaya pertanian. Aku harap kegagalanku bisa dipelajari temen-temen dan nda usah diulang," jelasnya.
Dipa menyarankan, buat orang-orang yang ingin mulai bertani, harus memikirkan banyak hal. Baik itu dari segi material dan pengetahuan. Satu hal lagi yang menurut Dipa penting ialah kerja sama dari sejumlah pihak.
"Nah satu hal penting, dalam pemenuhan sumber daya tadi akan jauh lebih mudah ketika dilakukan bersama-sama. Nek dewean yo pasti klenger," ungkapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: