Bisnis ternak iguana. (Rizal Fanany/IDZ Creators)
Di masa pandemi ini berkebun dan beternak menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang. Seperti tahun lalu beternak ikan cupang menjadi tren. Lahir breeder-breeder pemula yang antusias untuk mengembangbiakkan cupang untuk dijual kembali. Sebab kala itu harga cupang lagi booming di pasaran.
Jalan berbeda justru diambil Wayan Budi Artana, ia memilih beternak iguana. Biasanya orang memilih beternak ikan, ayam, dan burung.
Saat ditemui di kediamannya, Jalan Bypass IB Mantra, Kesiman, Denpasar, Bali, Wayan menceritakan saat SMA pergi ke Pasar Satria, Denpasar membeli iguana untuk ia pelihara. Namun ia baru mengetahui beberapa bulan kemudian ternyata iguana yang ia beli adalah betina.
Pada akhirnya ada kerabat menawarkan dan menjual seekor iguana kepadanya untuk membayar SPP sekolah anaknya. Untuk membantu kerabatnya tanpa pikir panjang ia membelinya dan iguana dari kerabatnya ini dijadikan satu kandang dengan yang ia beli di Pasar Satria.
“Waktu itu saya masukkan dalam 1 kandang, ternyata iguana dari saudara saya jantan. Enggak lama iguana betina yang beli di pasar satria bertelur. Kalau enggak salah telurnya banyak sampai 70 butir. Tapi cuma menetas 2 telur, waktu itu saya belum tahu harus diapakan telurnya supaya bisa netas,” kata Wayan.
Dari peristiwa tersebut ia mulai belajar budidaya iguana secara otodidak dan mencari refrensi melalui YouTube. Ia mengatakan proses belajar budidaya memakan waktu hampir 5 tahun. Dan dirinya berhasil menetaskan ratusan telur iguana hingga bisa menghasilkan cuan.
“Saat ini saya memiliki 3 ekor jantan, dan 7 betina. Sekali bertelur dan menetas bisa mendapatkan hingga 300 ekor anak iguana. Karena satu ekor iguana betina bisa bertelur hingga 70 butir, dan harapan menetas sebesar 70 persen,” ungkap pria yang mengaku memelihara iguana sejak 25 tahun lalu.
Ia menambahkan iguana ini hanya panen sekali dalam setahun. Dalam sekali panen, mampu menghasilkan Rp20 juta hingga Rp24 juta. Seiring berjalannya waktu, iguana ternakannya pun semakin banyak, bahkan mencapai ratusan ekor. Menurutnya budidaya iguana sangat menjanjikan. Ada dua jenis iguana yang diternakkannya yakni iguana hijau dan merah.
“Sebenarnya ini sangat menjanjikan. Cuma banyak yang lepas dari kandangnya sebab saya sering lupa menutup kandang, makanya di sekitar sini banyak ada iguana liar,” imbuhnya sembari tertawa.
Ia memaparkan, iguana yang sudah bisa dijual berusia 1 bulan. Sebelum pandemi bisa menjual usia 1 bulan dengan harga Rp350 ribu per ekor sedangkan saat pandemi ia jual Rp200 ribu. Untuk iguana yang sudah berusia tua harganya semakin murah sebab tidak selincah saat berusia muda.
Harga yang paling mahal bisa mencapai Rp7,5 juta untuk ukuran yang lebih besar. Rata-rata calon pembeli ini pecinta reptilndari berbagai daerah di Indonesia dan beberapa dari mancanegara. Ia menjual anakan iguana ini menggunakan sistem online di media sosial, situs jual beli, maupun lewat grup komunitas reptil.
“Pembelinya ada dari Jawa, Lombok, Flores dan ada juga bule Rusia, rata-rata mereka menemukan di situs jual beli lalu datang ke sini,” Paparnya.
Untuk perawatan tidak terlalu susah cukup menggunakan kandang yang terpapar sinar matahari dan untuk pakan ia memberikan sayuran, pepaya, dan pisang.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: