Tradisi Rebo Wekasan, Situbondo. (Z Creators/Dwi Rendra Sandy Farandika)
Ribuan santri dan masyarakat umum di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur berebut air anti tolak bala. Air itu, dipercaya sebagai untuk menolak bala, musibah, hingga penyakit. Ini sebagai tradisi Rebo Wekasan yang di agendakan setiap tahunnya.
Ustad Ahmad Muhbasyirul Anam, Pengurus Pondok Pesantren Nurul Huda menjelaskan, Rebo Wekasan merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar (dalam kalender hijriah).
Menurut para Wali Allah sebagaimana dikatakan Abdul Hamid dalam Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shufur, setiap tahun Allah SWT menurunkan 320 ribu macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
"Beragam tradisi dilakukan, salah satunya membagikan air yang telah dibacakan doa. Semua santri dan masyarakat bergiliran mengambil air ini," beber pria yang akrab disapa Ustad Anam.
Lanjutnya, air yang berasal daru sumber mata air ini, sebelumnya dibacakan doa selama 1 x 24 jam. Juga ada amalan yang ditaruh di dalam bak air.
"Ada amalan yang di tulis tangan oleh kyai. Qir itu dipercayai keberkahan dan ketenangan hati," imbuhnya.
Irul Rahman, santri Ponpes Nurul Huda mengaku, sangat berantusias untuk mengambil air berkah ini. Dirinya rela mengantri lebih dari 2 jam untuk mendapatkan air satu botol.
"Iya dibatasi ambil air. Agar pembagian merata. Minuman ini, diminum setelah sholat atau setelah mengaji," beber santri asal Kabupaten Jember.
Selain itu, ada juga amalan di tradisi Rebo Wekasan. Yaitu, melakukan sholat sunnah menolak bala.
"Dalam satu hari ini, kita melakukan dzikir, mengaji, dan meminta ampun," beber pria yang akrab disapa Irul.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: