Para pimpinan negara G20 yang menggunakan Batik. (Twitter/Mahyar Tousi)
Belakangan batik kembali hangat diperbincangkan lantaran seorang YouTuber asal Inggris, Mahyar Tousi menghina warisan budaya Indonesia tersebut.
Hal ini bermula ketika dirinya memberikan komentar akan sebuah gambar yang menampilkan para perwakilan negara dunia yang menggunakan Batik Endek pada acara KTT G20 di Bali.
Baca Juga: Alasan Jamu Indonesia Diajukan sebagai Warisan Tak Benda UNESCO
“What on earth are these idiots wearing?! (Apa yang dikenakan para idiot ini),” tulisnya pada Rabu (16/11/2022) pukul 06.34 waktu London Inggris.
Following a number of death threats and messages from Indonesian citizens and government officials, I’d like to address this photo that was posted on social media by a lot of us in Britain that has caused offence in Indonesia… (1/3) pic.twitter.com/iw2IcEuL0H
— Mahyar Tousi (@MahyarTousi) November 16, 2022
Tak terima dengan hinaan tersebut, warga Indonesia berbondong-bondong melakukan kecaman terhadap YouTuber tersebut. Namun, sebagai langkah awal alangkah baiknya YouTuber tersebut mengetahui bagaimana asal-usul Batik menjadi warisan budaya kebanggaan Indonesia.
Secara historis, batik sudah ada sejak zaman nenek moyang yang diperkirakan digunakan sebagai pakaian pada abad ke-17 M. Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) kata Batik sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu tritik yang berarti menulis titik.
Kerajinan Batik semakin marak dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Salah satunya Archa Bhairawa yang meruapakan gaya seni arca Majapahit dari daerah Sumatera.
Eksistensi Batik pun terus berkembang hingga abad ke-20 yang menjadi sebuah industri di beberapa wilayah Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta dan kemudian diambil oleh pengepul dari Surakarta dan Pekalongan.
Baca Juga: Keren! Di Karanganyar Ada Kampung Batik yang Produknya Jadi Incaran Pejabat
Dengan mengadopsi kekayaan alam khas Indonesia, motif Batik pun semakin berkembang di wilayah Nusantara. Bukan hanya motif dedaunan, melainkan motif hewan juga marak digunakan sebagai ide untuk membuat kerajinan di atas kain tersebut.
Hingga pada tahun 2019 silam, untuk menjaga warisan khas budaya Indonesia, Batik dinyatakan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi ( (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: