Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 04 MARET 2023 • 09:15 WIB

Cerita AKBP Untung Sangaji Adu Tembak dengan Teroris Bom Sarinah, Lagi Ngopi Ada Ledakan

AKBP Untung Sangaji saat melawan pelaku teror di Sarinah. (twitter/@untung_sangaji)

Serangan teror bom terjadi di kawasan Sarinah dan Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di dua tempat, yakni daerah tempat parkir Menara Cakrawala, gedung sebelah utara Sarinah, dan sebuah pos polisi di depan gedung tersebut.

Dibalik aksi teror yang membuat masyarakat itu, ada satu sosok Polisi pertama yang berhasil menaklukan teroris tersebut. Dia adalah AKBP Ahmad Untung Surianata atak dikenal dengan AKBP Untung Sangaji.

Dia adalah polisi yang beraksi seperti koboi untuk melumpuhkan pelaku teroris di Sarinah-Thamrin. Berkat tindakannya pelaku berhasil dilumpuhkan, bahkan ditemukan juga bom yang belum meledak dari tas pelaku usai tak berdaya berhadap melawan AKBP Untung Sangaji.

Dia pun membagikan sedikit cerita momen di balik aksi pelumpuhan terhadap pelaku bom teror Sarinah-Thamrin melalui akun Twitter-nya.

"Enam tahun sejak tragedi Bom Sarinah, Thamrin, cerita itu masih jadi salah satu memori yang tidak terlupakan. Beta ingin kembali ceritakan tragedi saat itu, dari sudut pandang beta pribadi," katanya dalam akun @untung_sangaji dilihat Indozone.

Baca Juga: Sedikit Fakta dari Peristiwa Bom Mobil di Depan Kedubes Australia Jakarta

Cerita Sebelum Kejadian Aksi Teror Bom

Seperti kebiasaan orang lainnya, Untung Sangaji mengisi perutnya dengan sarapan yang sudah disiapkan oleh istri tercinta. Setelah selesai, dia pun berpamitan untuk berangkat bertugas menjaga keamanan di tengah munculnya ancaman teror di Ibu Kota.

Adapun tugas dari Untung Sangaji adalah mengamankan situasi di luar ring Istana Presiden. Pengamanan strategi pun dibuatnya di tengah ancaman teror bom oleh kelompok dari ISIS, dan disebut sebagai konser.

"Tugas beta adalah mengamankan situasi di luar ring Istana Presiden, sehingga harus melakukan pengamanan strategi di dalam kota dengan tim. ketika itu ramai berita ancaman teror bom oleh ISIS, yang disebut sebagai 'konser'," beber dia.

Bunyi Ledakan Terdengar

Bukan sebuah kebetulan, Untung Sangaji bersama kawan-kawannya berencana ngopi di sebuah gerai Kopi di kawasan Sarinah. Dia pun memilih tempat yang bisa merokok sembari menyiapkan strategi pengamanan di tengah ancaman tersebut.

Namun sayang, saat kopi yang dipesannya baru terseruput setengah cangkir suara ledakan tiba-tiba terdengar. Saura itu merupakan ledakan pertama bom di Sarinah.

Ledakan kedua, kata Untung Sangaji, menyusul dan terjadi di depan pos penjagaan lalu lintas di depan Sarinah. Situasi pun menjadi tidak kondusif.

Sebagai anggota Korps Bhayangkara yang harus menjaga keamanan, Untung Sangaji mengambil langkah untuk menelpon atasannya. Kemudian ia mendapatkan perintah untuk melaksanakan tugas sesuai dengan keahlian yang dimiliki sembari pasukan lain datang.

"Kami mulai bergerak ke pos penjagaan lalu lintas Thamrin, yang ternyata sudah ada korban di dalam. Kami angkat ke mobil, nggak lama, banyak orang mengelilingi kami. Bukan bantu angkat korban, tapi malah selfie-selfie," ceritanya.

Di tengah mengevakuasi korban yang ada di pos penjagaan lalu lintas, dia mendengar suara tembakan dari pelaku aksi teror. Tembakan itu bersarang mengenai dua anggota Polisi dan satu warga sipil, mereka pun terjatuh ke bawah.


 Untung Sangaji mencoba menolong korban yang tertembak, tapi suara tembakan yang dikeluarkan oleh pelaku terus mengalir. Dia pun berusaha mendekati suara tembakan dari pistol pelaku.

"Beta mulai jalan mendekat, tiba-tiba kelihatan pelaku mulai lempar bom. Saat itu ada petugas lain di pos mereka pakai body face anti peluru, helm anti peluru dan senjata panjang," urai dia.

Baca Juga: Polri Sebut Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Berjenis Bom Panci

Baku Tembak Sendirian

Lantaran geram melihat tindakan pelaku aksi teror, Untung Sangaji mengambil tindakan. Mengenakan seragam kemeja putih celana tactical abu-abu tanpa mengenakan rompi peluru ataupun helm anti peluru, dia mulai melancarkan serangan ke pelaku.

Saat itu, Untung Sangaji hanya bermodalkan senjata Special Infinity 1911 yang berisikan tujuh magasin.

AKBP Untung Sangaji saat melawan pelaku teror di Sarinah. (twitter/@untung_sangaji)

Kontak senjata alias saling tembak tak bisa dihindarkan. Memakan waktu sekitar 11 menit 45 detik pelaku sudah tersungkur. Penyebabnya tembakan yang dikeluarkan oleh Untung Sangaji berhasil mengenai tepat sasaran di bagian tubuh dari pelaku.

"Kontak senjata dengan tersangka pun terjadi. Nggak lama, kalau saya hitung dengan jam tangan itu 11 menit 45 detik. Pelakunya ini terlatih," ceritanya.

Menurut Untung Sangaji, pelaku dengan santai menenteng bom di tasnya. Pelaku satu lagi membawa bom kecil untuk dilemparkan ke arah Polisi, alhasil mobil Karo Ops menjadi korban.

Kata Untung Sangaji, pelaku sempat ngumpet di balik mobil. Di momen kelemahan itu pun, dia menembakan peluru dari senjata Special Infinity 1911 ke arah pelaku teror. Timah panas yang sudah dilepaskan menembus dua mobil sampai terkena lutut  pelaku.

Seperti koboi yang ada di film action, dia pun maju sendirian untuk memburu pelaku teror karena sudah tertembak di bagian lutut. Disitulah momen bom yang dibawa pelaku berjatuhan dan kemudian ditembak sebelum akhirnya meledak.

Usai satu pelaku berhasil dilumpuhkan, satu pelaku lainnya juga dikejar oleh Untung Sangaji. Dia kembali mengeluarkan timah panas ke arah kepala dan dada pelaku teror.

"Jadi beta ambil tindakan cepat untuk hajar kepala dan dadanya. Kalau lihat diotopsi itu ya, pelurunya banyak di kepala dan dada dia," katanya.

Ditemukan Bom Besar di Tas Pelaku

Pelaku ternyata sudah mempersiapkan aksi teror di Sarinah dengan matang. Pasalnya mereka membawa bom besar dengan diameter 20 cm dan panjangnya 40 cm.

Ilustrasi Bom. (FREEPIK)

Menurut Untung Sangaji, jika bom itu meledak bisa membahayakan warga sipil dan petugas yang sedang berjaga di lokasi.

"Kalau meledak bisa ratusan meter serpihannya kemana-mana. bahaya. Jadi gitu, jarak beta dengan pelaku dekat sekali. Nggak ada kesempatan untuk lari," urai dia.

Soroti Sikap Warga yang Menonton Aksi Teror

Untung Sangaji mengaku heran dengan sikap warga yang banyak menonton saat dirinya berlaga seperti koboi demi melumpuhkan sang pelaku teror. Padahal saat itu, sudah banyak korban yang bertumbangan akibat dari aksi brutal pelaku teror.

Pos Polisi yang rusak akibat serangan bom bunuh diri di depan Gedung Sarinah, (Wikipedia)

Untung berucap bahwa sejatinya situasi di Sarinah sangat mencekam. Dia merasa seperti dejavu kala berada di Aceh dan menghadapi kawanan bersenjata di hutan tapi peluru bertebaran di mana-mana.

"Saat itu sudah tidak berpikir keselamatan diri, yang beta pikirkan keselamatan banyak orang. Karena kita punya filosofi ‘lebih baik mati sendiri demi banyak orang daripada banyak orang mati demi kita,"' tandasnya.

Sekadar informasi sedikitnya delapan orang  dilaporkan tewas dan peristiwa aksi teror itu, terdiri dari empat pelaku penyerangan dan empat warga sipil. Sementara ada 24 lainnya luka-luka akibat serangan ini.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Cerita AKBP Untung Sangaji Adu Tembak dengan Teroris Bom Sarinah, Lagi Ngopi Ada Ledakan

Link berhasil disalin!