Amalan di bulan Syawal. (Freepik/nongsurachai)
Bulan Ramadan telah meninggalkan kita semua, kini kita memasuki bulan Syawal. Di bulan ini umat muslim merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Tidak hanya sebagai hari kemenangan, di bulan Syawal juga banyak amalan mulia yang sudah sepatutnya untuk dikerjakan. Sebagai mana firman Allah dalam Q.S Al-insyirah 7-8, yang artinnya:
"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."
Baca juga: MUI Sebut Ada Kemungkinan Perbedaan saat Penetapan 1 Syawal 1444 H
Dilansir dari situs resmi MUI, ada beberapa amalan yang dianjurkan di bulan Syawal, yakni:
Amalan di bulan Syawal yang dianjurkan ialah puasa enam hari, yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadis.
“Siapa saja yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
Untuk pelaksanaannya puasa Syawal boleh dilakukan secara berturut-turut dan boleh juga memilih hari yang kita inginkan di bulan Syawal meskipun tidak berturut-turut.
Silatuhrahmi juga amalan yang dianjurkan di bulan Syawal. Meski ini dianjurkan setiap saat, tapi bulan Syawal momen yang tepat untuk silatuhrahmi. Baiknya dilakukan setelah melaksanakan salat Ied dengan saling mengunjungi kerabat dan keluarga.
"Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturrahminya (dengan kerabat).”(HR. Bukhari).
Meski sudah mengerjakan banyak amal ibadah di bulan Ramadan, jangan sampai salat wajib dan sunnah tidak dijaga. Allah SWT telah mengingatkan di dalam Al-Qur'an untuk menjaga salat wajib sebagaimana dalam Q.S Al-Baqarah ayat 238 yang artinya:
"Hendaklah kalian senantiasa menjaga salat-salat (yang telah diperintahkan)."
Mengenai amalan menikah di bulan Syawal berdasarkan pada riwayat yang disampaikan oleh ibunda kaum muslimin istri Rusulullah SAW Aisyah Radhiyallahu Anha.
Baca juga: Niat dan Keutamaan Puasa Syawal yang Bernilai Pahala seperti Berpuasa selama Setahun
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim).
Imam An Nawawi memberikan pejelasan terkait hadis ini 'Di dalam hadis ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal'.
Anjuran ini juga meluruskan anggapan yang keliru di tengah masyarakat bahwa menikah di bulan Syawal akan membawa malapetaka.
Seperti yang dijelaska oleh imam Ibnu Katsir rahimahullohu ta’ala bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah untuk membantah keyakini yang keliru sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua Ied (bulan Syawal termasuk di antara Idul Fitri dan Idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: