Meski memiliki kendala kehilangan inderanya, Surya Sahetapy membuktikkan bahwa seorang Tuli pun bisa memiliki prestasi tinggi dalam pendidikan. Putra pasangan Dewi Yull dan Ray Sahetapy itu berhasil menamatkan studi S2 di salah satu kampus di Amerika Serikat dengan 3 penghargaan sekaligus.
Seperti yang dilihat dari akun Instagram sang ibu Dewi Yull, Surya baru saja wisuda S2 di RIT (Rochester Institute of Technology) 2023 setelah sebelumnya mendapatkan beasiswa penuh dari Sasakawa - De Caro RITNTID ( Nippon Foundation).
"Alhamdulillah Ya Alloh, hari ini Surya diwisuda, dan saya merasa bahagia melihat anakku selangkah lebih maju menuju masa depannya," kata Dewi Yull di video Instagramnya.
Baca Juga: Alasan Penyandang Tuli Lebih Memilih Disebut 'Tuli' Ketimbang 'Tuna Rungu'
Surya lulus dengan meraih 3 penghargaan sekaligus; International Student Outstanding Service Award, The Outstanding Graduating Student Award In The Master's Degree, dan NTID Graduate College Delegate.
"Surya mendapatkan penghargaan tiga penghargaan sekaligus yang jarang diperoleh mahasiswa di sini. Terima kasih sayang, ibu selalu berdoa buatmu, ibu selalu bangga kepadamu."
Dalam wisudanya, Surya pun diberi kesempatan untuk berpidato dengan batuan temannya sebagai penerjemah bahasa isyarat. Ia pun mendapat apresiasi dari para wisudawan dan pengara di sana.
Dalam wawancaranya dengan Voice of America (VOA), Surya menceritakan prestasi ini bagaikan mimpi. Ia sempat merasa mustahil bisa berkuliah di Amerika Serikat.
"Waktu kecil saya pikir mustahil Tuli berkuliah ke luar negeri. Bagaimana saya bisa berbahasa Inggris yang cukup agar bisa berkuliah di sini. Saya nggak bisa bayangkan jauh dari keluarga. Dan sekarang ternyata saya sampai di sini, wow!," tutur Surya dengan bahasa isyarat.
"Dua malam pertama di sini saya nangis. Saya kaget, karena jika melihat hidup saya sebelumnya. Ini seperti mimpi, ini mimpi jadi kenyataan. Saya ada di perkuliahan yang gurunya juga tuli. Dan berkomunikasi dengan bahasa isyarat ke saya," jelas Surya.
Sebelumnya, anak ketiga Dewi Yull dan Ray Sahetapy mendapatkan predikat cum laude saat lulus D3 di kamus yang sama di tahun 2020 lalu. Baik Dewi Yull dan Ray Sahetapy memberikan ucapan selamat atas prestasinya tersebut.
Surya juga mengungkapkan bahwa ia ingin berkontribusi terhadap dunia pendidikan di tahun 2022 hingga 2045.
"2022-2045: Harus bisa jadi peneliti Tuli, dosen Tuli, guru Tuli, pengembang kurikulum Tuli, kepala sekolah Tuli atau Educational Policy Analyst," tulis Surya di akun Instagram-nya saat itu.
Surya juga mengungkapkan bagaimana rasanya kuliah di RIT. Kamous tersebut memberikan kesempat mahasiswa dengan keterbatasan Tuli bisa mendapat pendidikan.
Berdasarkan VOA, 7 dari 10 tuli di Amerika Serikat lanjut ke pendidikan tinggi. RIT kampus teknologi terbesar untuk tuli di Amerika Serikat dengan 1.100 mahasiswa Tuli dan kesulitan mendengar.
"Sejarah pendidikan Tuli di Indonesia lebih menekankan penggunaan bahasa verbal dan tulis. Mereka tak banyak investasi pada bahasa isyarat. Itu mengaoa saya iri sekali dengan siswa di AS," kata Surya.
Dalam wawancaranya dengan VOA, Dewi Yull menceritakan masa-masa ia sering mendapatkan perundungan karena memiliki dua anak Tuli. Ia juga sering dikasihani oleh orang lain yang meremehkan anaknya.
"Setiap ketemu orang, 'kasihan ya si Dewi dua anaknya Tuli. Itu dosa apa ya si Dewi sampai punya anak dua tuli? Masih sebagian besar masyarakat Indonesia underestimate kepada orang yang tuli. Dibilang 'aduh kasihan orang yang cacat'. Bahasanya kan begitu. Apa yang dikasihani. Jangan-jangan Tuli yang kasihan sama kita. Udah denger, dikasih perangkat sempurna, tapi cara berpikirnya nggak benar."
Surya pun juga meminta masyarakat jangan merehkan orang dengan keterbatasan Tuli.
"Nggak ada alasan untuk meremehkan Tuli. Ini cuma keterbatasan bahasa," kata Surya.
Baca Juga: Curhatan Penyandang Tuli: Sakit Hati karena Pemaksaan Bicara dan Komunikasi saat Pandemi
Saat mendapat penghargaan, Dewi Yull sempat meneteskan air mata. Membesarkan Surya dan adiknya yang sama-sama Tuli membuat Dewi Yull merasakan terharu atas pembalasan baik dari Allah SWT.
"Saya tadi nangis waktu lihat Surya dikasih penghargaan. Ini buah yang Tuhan pelan-pelan upah, saya dikasih upah dari keyakinan saya. Saya profesinya mencari makannya dari bernyanyi. Dua anak saya nggak bisa dengar," kata Dewi Yull.
Ia juga berharap hal ini menjadi inspirasi bagi keluarga lain yang memiliki keluarga dengan keterbatasan, maupun keluarga yang memiliki anak-anak normal.
"Apa rahasia di balik itu? Tuhan kasih tugas sama saya buat membuka mata orang lain, orang yang punya keluarga dengan disabilitas atau orang tua yang punya anak sempurna."
Selamat buat Surya Sahetapy atas prestasinya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: