Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Cosmetic Dermatology menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berkaitan dengan penipisan rambut, terutama pada individu yang mengalami alopecia androgenetik.
Selain itu, anemia akibat kekurangan zat besi juga diidentifikasi sebagai penyebab utama kerontokan rambut karena dapat menghambat pasokan oksigen ke folikel rambut.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan nutrisi ini terpenuhi melalui pola makan sehari-hari.
Penggunaan rutin perawatan kimia seperti pewarna, pengeritingan, dan pelurusan bisa melemahkan struktur rambut dan menyebabkan penipisan seiring waktu.
Proses ini kerap kali menghilangkan minyak alami dan kelembapan dari kulit kepala dan rambut, membuat rambut menjadi kering dan lebih mudah patah.
Melakukan perawatan kimia terlalu sering bisa meningkatkan risiko kerusakan jangka panjang pada rambut.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi penggunaan bahan kimia dan lebih fokus pada perawatan yang menutrisi dan melindungi rambut demi mendukung pertumbuhan yang sehat.
Penggunaan alat penata rambut yang menghasilkan panas tinggi, seperti catokan, pengeriting, dan pengering rambut, bisa membuat kerusakan serius pada rambut.
Paparan panas berlebih dapat melemahkan struktur protein rambut, membuatnya menjadi kering, rapuh, dan mudah patah.
Kalau terus dilakukan, hal ini bisa menyebabkan penipisan rambut yang terlihat jelas.
Untuk mencegah kerusakan akibat panas, penting untuk membatasi penggunaan alat penata panas dan selalu mengaplikasikan produk pelindung panas sebelum styling untuk melindungi rambut dari dampak suhu tinggi.
Beberapa jenis obat, seperti kemoterapi, pengencer darah, dan antidepresan, diketahui dapat menyebabkan penipisan rambut sebagai efek samping, menurut Harvard Health Publishing.
Obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi seperti tekanan darah tinggi, radang sendi, dan depresi dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut, yang berujung pada kerontokan.
Kalau kamu mengalami penipisan rambut dan mencurigai obat sebagai penyebabnya, sebaiknya konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthshots.com