Ilustrasi Kekerasan pada Rumah Tangga. (Photo/Ilustrasi/Freepik)
Tak ada seorang pun yang hendak menikah dengan orang yang salah. Terlebih bagi seorang wanita, harus benar-benar melihat bagaimana sifat dan karakter calon suaminya. Wanita harus menilai pria dari perilakunya, yang mana dari hal tersebut wanita bisa mengantisipasi adanya masalah kesehatan mental di masa mendatang.
Baca Juga: Nggak Usah Repot-repot, Menu Sarapan Simpel Ini Sudah Cukup Penuhi Gizimu
Adapun ciri-ciri pria yang memicu timbulnya kesehatan mental pada wanita jika sudah menikah nanti adalah sebagai berikut:
1. Cemburuan
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, rasa cemburu itu seperti garam pada makanan. Bila diberikan dalam takaran yang pas maka rasa makanan akan menjadi enak.
Namun, bila garam diberikan terlalu banyak maka akan membuat makanan tersebut keasinan sehingga tidak bisa dimakan.
“Hal-hal kecil, seperti melarang atau membatasi diri untuk berkembang dan memperluas relasi positif karena sikap posesif yang berlebihan, ini tidak baik untuk kesehatan mental,” kata Gracia.
2. Posesif
Sama halnya dengan cemburu, pria yang terlalu mengontrol juga tidak baik untuk kesehatan mental.
Pasalnya, kamu tidak bisa menjadi diri sendiri. Kamu harus mengikuti semua aturan yang dibuat olehnya.
Punya pasangan yang terlalu banyak mengontrol akan membuat diri kamu seperti robot, yang harus selalu mengikuti perintah yang diberikan.
3. Tempramen
Orang-orang yang mudah marah atau kesal sering kali kehilangan kendali pada dirinya.
“Orang-seperti ini sulit mengontrol emosi sehingga berpotensi melakukan kekerasan dalam bentuk apa pun (tidak hanya fisik),” kata Gracia.
Bila kamu sudah mengalami kekerasan fisik selama pacaran ada baiknya evaluasi kembali perilaku tersebut. Pikirkan baik-baik sebelum kamu memutuskan untuk menikah dengan orang tersebut.
4. Tidak mau salah
Pria dengan tipe ini biasanya enggan untuk meminta maaf saat berbuat salah, bahkan balik menyalahkan kamu.
Mereka juga terbiasa lari dari tanggung jawab, baik masalah menyangkutmu ataupun tidak. Jika selalu disalahkan oleh pasangan untuk hal-hal yang perlu, kamu sudah terjebak dalam hubungan toxic.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: