Ilustrasu vaksin COVID-19 (Pixabay)
Banyak orang yang merasa aman setelah mendapat vaksin dosis penuh. Mereka berpikir tak akan terpapar virus COVID-19. Padahal pakar mengungkap vaksinasi tidak serta merta membuat kehidupan kembali berjalan normal.
"Vaksin tentu saja merupakan langkah yang benar tapi kita belum, terbebas dari pandemi," kata pakar penyakit menular Kristin Englund, yang dikutip Indozone dari Cleveland clinic, Sabtu (8/10/2021).
Ia mengungkap saat ini virus Corona masih ada, sehingga kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti rutin cuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker saat beraktivitas.
Hal ini penting sebab vaksinasi tidak serta merta membuat kehidupan kembali seperti semula sampai tercipta kekebalan kelompok atau herd immunity.
Meski begitu, ia menyebut orang yang sudah mendapat vaksin lengkap dapat berkumpul dengan aman di dalam ruangan, dalam pertemuan kecil dengan orang lain yang juga sudah mendapat vaksin lengkap.
Namun, tetap harus menerapkan prokes dan menjaga jarak fisik saat berada di ruang publik. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, yaitu:
1. Vaksin tidak memberikan perlindungan 100 persen.
Meskipun sangat efektif, vaksin diketahui hanya menawarkan perlindungan 94 hingga 95 persen. Sehingga masih ada 5 persen kemungkinan untuk terpapar COVID-19. Karenanya tetaplah berhati-hati.
2. Vaksin perlu waktu agar bisa bekerja efektif.
Vaksin baru akan mencapai tingkat efektivitas hampir 95 persen hingga dua minggu setelah dosis kedua. Setelah dosis pertama, seseorang yang divaksin hanya mendapatkan respons imun. Selama proses tersebut masih ada kemungkinan terpapar COVID-19.
3. Seseorang yang sudah divaksin masih bisa menularkan virus
Sejak pandemi merebak hampir setahun lalu, para ahli mengkhawatirkan silent spreader alias mereka yang terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala. Jika orang yang divaksinasi tidak memakai masker sampai tercipta herd immunity, mereka dapat menyebabkan virus terus beredar.
“Mendapat vaksinasi hanya membuat kita terhindar dari gejala parah saat terinfeksi. Karena itu, protokol kesehatan tetap diperlukan untuk melindungi orang sekitar kita,” pungkas Englund.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: