Ilustrasi nyamuk penyebab dengue. (Antara/Pixabay)
Demam yang sulit turun meski mengonsumsi obat penurun panas bisa jadi gejala dengue, demikian menurut dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
"Demam tidak turun atau segera naik walau telah memberikan penurun demam seperti acetaminophen atau parasetamol," kata Anggraini dalam webinar kesehatan, Selasa (19/4/2022), seperti diwartakan Antara.
Waspadai terkena dengue bila demam juga tak turun meski sudah memakai kompres hangat dan meminum cairan dengan rasa atau selain air putih. Demam juga bisa disertai kulit wajah kemerahan dan tidak nyaman saat menghadapi cahaya terang.
Jika itu terjadi, penting untuk mencari tahu apakah di lingkungan rumah, sekolah atau orang-orang di sekitar ada yang terkena penyakit Dengue untuk membantu memastikan penyebabnya.
Dengue adalah penyakit demam mendadak tinggi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Selain demam tinggi, tanda-tandanya berupa nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri belakang mata, ruam di kulit, hilang nafsu makan, perdarahan dan mual serta muntah.
Perdarahan pada dengue bisa berupa mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah kulit di daerah muka, leher, dada atau punggung atas, tinja berwarna hitam atau darah haid yang berlebihan.
Dalam perjalanan penyakit Dengue, fase kritis justru terjadi ketika demam mulai turun, di mana ada potensi terjadinya komplikasi pada Dengue antara hari ketiga hingga ketujuh. Pada fase kritis ada potensi komplikasi seperti syok karena perembesan plasma yang hebat, perdarahan otak, kelainan metabolik, kegagalan hati fulminan hingga syok berkepanjangan yang berujung kematian.
Segeralah pergi ke fasilitas kesehatan bila tubuh merasa lemas, asupan minum kurang, tidak buang air kecil di atas enam jam, nyeri perut hebat, perdarahan, sesak napas, pucat, gelisah, kejang, tangan dan kaki dingin saat diraba.
Gejala lainnya adalah sering mengantuk, kesulitan bernapas, kebingungan mental, muntah darah dan bercak merah kulit di berbagai tempat. Gejala-gejala tersebut merupakan tanda peringatan untuk kondisi yang membahayakan.
Pasien yang kondisinya lebih baik boleh saja dirawat di rumah, tapi pastikan asupan cairannya tercukupi, tak hanya air putih, tetapi juga susu, jus buah dan cairan elektrolit isotonik agar elektrolit dalam tubuh tetap seimbang.
Anggraini mengatakan, parasetamol oral bisa dikonsumsi dengan catatan tidak lebih dari 75mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum 4g/hari. Kompres dan seka tubuh dengan air hangat serta periksa dan berantas sarang nyamuk di dalam atau sekitar rumah.
Ia mengingatkan bahwa konsumsi antibiobik tidak diperlukan, jangan pula mengonsumsi obat berisi asam asetilsalisilat (aspirin), asam mefenamat (ponstan), ibuprofen atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) atau steroid. Konsultasikan dengan dokter bila pasien telah mengonsumsi obat ini sebelumnya.
Dr. Asik Surya, MPPM dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat yang menemukan nyamuk di rumahnya untuk segera mencari dan memberantas larva demi mencegah penyakit Dengue.
"Kalau ada satu nyamuk di rumah, setidaknya ada jentik bisa 100-200, kalau dibiarkan seminggu lagi bisa bertambah 200 nyamuk," kata Asik, dikutip dari Antara.
Nyamuk Aedes aegypti punya ciri-ciri berwarna hitam dengan bintik putih dan berbadan kecil. Nyamuk ini mengeluarkan sekitar 100 telur dalam sekali waktu, telurnya bisa bertahan hingga enam bulan di tempat kering. Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk berlangsung selama 10 hari.
Asik menjelaskan, siklus hidup nyamuk sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, curah hujan dan kecepatan angin. Indonesia sebagai negara tropis adalah tempat yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembangbiak. Curah hujan yang tinggi juga mempermudah nyamuk untuk berkembang karena ada banyak genangan yang jadi tempat berkembang biak.
Untuk menanggulangi Dengue, perlu ada strategi percepatan. Dari sisi deteksi, harus ada penyelidikan epidemiologi setiap kasus yang ditemukan, skrining setiap demam di masa penularan di daerah berisiko.
Asik juga mengingatkan pentingnya menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Masyarakat dapat memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, memeriksa tempat penampungan air.
Penting juga untuk gotong royong membersihkan lingkungan dan meletakkan pakaian bekas pakai ke dalam wadah tertutup, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
"Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk sangat penting, terutama sebelum masa penularan, " kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus dengue di negara ini masih tergolong tinggi, mencapai 32.213 kasus sejak awal tahun hingga 12 April 2022, sementara pada 2021 total 73.518 kasus dengan jumlah kematian 705 kasus.
Oleh karena itu, kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit dengue di lingkungan sekitar mereka menjadi bagian penting dari upaya mitigasi penyakit ini secara luas.
Pemerintah telah menargetkan penurunan angka kematian akibat dengue menjadi 0,5 persen pada 2025 dari 0,9 persen di tahun 2021. Pemerintah terus melanjutkan kampanye pencegahan dengue melalui program 3M plus--Menguras, Menutup, Mendaur Ulang berikut berbagai kegiatan pencegahan lainnya seperti memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat di pintu dan ventilasi serta memberikan larvasida di tempat penampungan air.
Kendati demikian, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat di tengah pandemi seperti saat ini adalah membedakan gejala penularan COVID-19 dan dengue.
Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) mengatakan gejala dengue sangatlah mirip dengan gejala COVID-19, yaitu seperti demam tinggi, nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu, dan muncul ruam. Sehingga, orang tua memiliki peran yang penting dalam mencermati dan mengenali beberapa tanda bahaya dengue.
"Selain itu, kita bisa melakukan pemeriksaan darah sehingga ada konfirmasi diagnosa bahwa ini adalah demam dengue," kata Asik.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K). Menurut dia pandemi COVID-19 belum usai, sehingga ini menjadi beban ganda, di mana ada dua masalah infeksi yang hadir pada waktu bersamaan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk lebih pintar dalam mencegah demam berdarah.
Sinergi seluruh kalangan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya dan pencegahan demam berdarah menjadi penting. Setiap anggota keluarga diharapkan dapat mengenali jenis nyamuk Aedes aegypti yang menularkan dengue.
Terlebih lagi upaya pencegahan demam berdarah tidak hanya 3M plus tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong seluruh kalangan masyarakat untuk lebih waspada dan lebih pintar dalam mencegah demam berdarah.
Sejauh ini, pemerintah telah memetakan penanganan dengue melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yang berfokus pada 6 langkah strategis. Salah satu langkah strategis yang dikedepankan adalah inovasi karena merupakan kunci keberhasilan dalam upaya pencegahan penyebaran dengue.
Inovasi pencegahan ini termasuk pengembangan vaksin dengue yang tentunya aman dan dapat melindungi populasi anak dan juga dewasa yang berisiko terhadap dengue diakibatkan empat stereotipe dengue, tanpa melihat riwayat dengue sebelumnya. Hal ini juga harus sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa ketersediaan vaksin dengue bisa mendorong keberhasilan pengendalian penyakit tersebut.
“Vaksinasi merupakan salah satu inovasi dalam strategi pencegahan penyebaran dengue yang sangat mungkin dilakukan di masa depan karena masyarakat secara luas sudah terbiasa dengan pelaksanaan vaksinasi. Hal ini tidak terlepas dari program vaksinasi COVID-19 yang telah diselenggarakan sebanyak tiga kali secara gratis oleh pemerintah, kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi sudah sangat baik," kata Dr. Asik Surya, MPPM.
Karena itu, katanya, ia berharap opsi untuk vaksinasi dengue bisa menjadi semakin luas dan angka kasus dengue maupun kematian akibat dengue dapat turun sejalan dengan target Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.
Penerima Vaksin COVID-19 Lengkap di Indonesia Capai 162,75 Juta Jiwa
Orang dengan Gangguan Mental Berisiko Tinggi Terinfeksi COVID-19 Meski Sudah Vaksin
Dosis Booster Vaksin mRNA Sangat Efektif Melawan Varian Delta dan Omicron
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: